body, a, a:hover {cursor: url(http://1.bp.blogspot.com/-EqdSuJ1lQr4/Tsl-wr7TSfI/AAAAAAAAAj4/hBoRlPJy8qM/s300/contoh-cursor.png), progress;
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
RSS

LIKE THIS (◑‿◐)

Say Hello to Riska (◑‿◐)

REVOLUSI


Pengertian Revolusi
Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama. Misalnya revolusi industri di Inggris yang memakan waktu puluhan tahun, namun dianggap 'cepat' karena mampu mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat seperti sistem kekeluargaan dan hubungan antara buruh dan majikan yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Revolusi menghendaki suatu upaya untuk merobohkan, menjebol, dan membangun dari sistem lama kepada suatu sistem yang sama sekali baru. Revolusi senantiasa berkaitan dengan dialektika, logika, romantika, menjebol dan membangun.
Dialektika revolusi mengatakan bahwa revolusi merupakan suatu usaha menuju perubahan menuju kemaslahatan rakyat yang ditunjang oleh beragam faktor, tak hanya figur pemimpin, namun juga segenap elemen perjuangan beserta sarananya. Logika revolusi merupakan bagaimana revolusi dapat dilaksanakan berdasarkan suatu perhitungan mapan, bahwa revolusi tidak bisa dipercepat atau diperlambat, ia akan datang pada waktunya. Kader-kader revolusi harus dibangun sedemikian rupa dengan kesadaran kelas dan kondisi nyata di sekelilingnya. Romantika revolusi merupakan nilai-nilai dari revolusi, beserta kenangan dan kebesarannya, di mana ia dibangun. Romantika ini menyangkut pemahaman historis dan bagaimana ia disandingkan dengan pencapaian terbesar revolusi, yaitu kemaslahatan rakyat. Telah banyak tugu peringatan dan museum yang melukiskan keperkasaan dan kemasyuran ravolusi di banyak negara yang telah menjalankan revolusi seperti yang terdapat di Vietnam, Rusia, China, Indonesia, dan banyak negara lainnya. Menjebol dan membangun merupakan bagian integral yang menjadi bukti fisik revolusi. Tatanan lama yang busuk dan menyesatkan serta menyengsarakan rakyat, diubah menjadi tatanan yang besar peranannya untuk rakyat, seperti di Bolivia, setelah Hugo Chavez menjadi presiden ia segera merombak tatanan agraria, di mana tanah untuk rakyat sungguh diutamakan yang menyingkirkan dominasi para tuan tanah di banyak daerah di negeri itu.
Dalam pengertian umum, revolusi mencakup jenis perubahan apapun yang memenuhi syarat-syarat tersebut. Misalnya Revolusi Industri yang mengubah wajah dunia menjadi modern. Dalam definisi yang lebih sempit, revolusi umumnya dipahami sebagai perubahan politik. Sejarah modern mencatat dan mengambil rujukan revolusi mula-mula pada Revolusi Perancis, kemudian Revolusi Amerika. Namun, Revolusi Amerika lebih merupakan sebuah pemberontakan untuk mendapatkan kemerdekaan nasional, ketimbang sebuah revolusi masyarakat yang bersifat domestik seperti pada Revolusi Perancis. Begitu juga dengan revolusi pada kasus perang kemerdekaan Vietnam dan Indonesia. Maka konsep revolusi kemudian sering dipilah menjadi dua: revolusi sosial dan revolusi nasional.
Pada abad 20, terjadi sebuah perubahan bersifat revolusi sosial yang kemudian dikenal dengan Revolusi Rusia. Banyak pihak yang membedakan karakter Revolusi Rusia ini dengan Revolusi Perancis, karena karakter kerakyatannya. Sementara Revolusi Perancis kerap disebut sebagai revolusi borjuis, sedangkan Revolusi Rusia disebut Revolusi Bolshevik, Proletar, atau Komunis. Model Revolusi Bolshevik kemudian ditiru dalam Perang Saudara Tiongkok pada 1949. Karakter kekerasan pada ciri revolusi dipahami sebagai sebagai akibat dari situasi ketika perubahan tata nilai dan norma yang mendadak telah menimbulkan kekosongan nilai dan norma yang dianut masyarakat.

Revolusi Industri
Merupakan periode antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan akhirnya ke seluruh dunia.
Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam kali lipat. Seperti yang dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson Lucas, bahwa: "Untuk pertama kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya". Inggris memberikan landasan hukum dan budaya yang memungkinkan para pengusaha untuk merintis terjadinya Revolusi Industri.
Faktor yang turut mendukung terjadinya Revolusi Industri antara lain:
(1) Masa perdamaian dan stabilitas yang diikuti dengan penyatuan Inggris dan  
(2) tidak ada hambatan dalam perdagangan antara Inggris dan Skotlandia.
(3) aturan hukum (menghormati kesucian kontrak).
(4) sistem hukum yang sederhana yang memungkinkan pembentukan saham gabungan perusahaan (korporasi)
(5) adanya pasar bebas (kapitalisme).
Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18, dimana terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan manusia digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis menufaktur. Periode awal dimulai dengan dilakukannya mekanisasi terhadap industri tekstil, pengembangan teknik pembuatan besi dan peningkatan penggunaan batubara. Ekspansi perdagangan turut dikembangkan dengan dibangunnya terusan, perbaikan jalan raya dan rel kereta api. Adanya peralihan dari perekonomian yang berbasis pertanian ke perekonomian yang berbasis manufaktur menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk besar-besaran dari desa ke kota, dan pada akhirnya menyebabkan membengkaknya populasi di kota-kota besar di Inggris.
Awal mula Revolusi Industri tidak jelas tetapi T.S. Ashton menulisnya kira-kira 1760-1830. Tidak ada titik pemisah dengan Revolusi Industri II pada sekitar tahun 1850, ketika kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan perkembangan kapal tenaga-uap, rel, dan kemudian di akhir abad tersebut perkembangan mesin bakar dalam dan perkembangan pembangkit tenaga listrik
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Industri adalah terjadinya revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke 16 dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis Bacon, Rene Decartes, Galileo Galilei serta adanya pengembangan riset dan penelitian dengan pendirian lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal Society of England, dan The French Academy of Science. Adapula faktor dari dalam seperti ketahanan politik dalam negeri, perkembangan kegiatan wiraswasta, jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya alam.

Pengertian Revolusi Perancis
Pengertian Revolusi Perancis menurut Wikipedia Ensiklopedia adalah masa dalam sejarah Perancis antara tahun 1789 sampai dengan 1799, dimana para demokrat dan pendukung republikanisme menjatuhkan monarki absolut di Perancis dan memaksa Gereja Katholik Roma menjalani restrukturisasi yang radikal.
Penyebab Revolusi Perancis
Banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Perancis, diantaranya adalah:
  1. Kemarahan terhadap absolutisme kerajaan.
  2. Kemarahan terhadap signeurialisme di kalangan kaun buruh, para petani, dan sampai batas tertentu kaum borjuis.
  3. Bangkitnya gagasan-gagasan kaum pencerahan.
  4. Utang nasional yang tidak terkendali, yang disebabkan dan diperparah oleh sistem pajak yang tidak seimbang.
  5. Situasi ekonomi yang buruk, yang sebagian disebabkan oleh keterlibatan Perancis, dan bantuan terhadap Revolusi Amerika.
  6. Kelangkaan makanan di bulan-bulan menjelang revolusi.
  7. Kemarahan terhadap hak-hak istimewa kaum bangsawan dan dominasi dalam kehidupan politik oleh kelas profesional yang ambisius.
  8. Kebencian terhadap intoleransi agama.
  9. Kegagalan Louis XVI menangani gejala-gejala ini secara efektif.
Dari banyak faktor yang ada dan sebab-sebab terjadinya Revolusi Perancis yang paling mendominasi adalah karena keserakahan Raja Louis XVI dan Maria Antoinette ( istri Raja Louis XVI ), yang mempergunakan uang rakyat untuk kepentingan pribadinya. Oleh karena itu, ketika rakyat mengetahui tindakan yang dilakukan oleh rajanya yang sewenang-wenang, rakyat mulai memberontak dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menyerbu penjara Bastille, dan mengambil kebijakan hukuman mati berupa pemenggalan kepada Raja Louis XVI dan istrinya Maria Antoinette. Pada saat menjelang revolusi banyak kerusuhan-kerusuhan yang terjadi yang dilakukan oleh rakyat karena pada saat itu terjadi perebutan kudeta antara rakyat dan rajanya.
Terjadinya Perang Revolusi Perancis
Tanggal 14 Juli 1789 merupakan puncak kemarahan rakyat yang ditandai dengan penyerbuan dan sekaligus meluluhlantahkan  penjara Bastille. Hari itu pula merupakan awal dimulainya revolusi Perancis, yang kelak juga menjadi inspirasi revolusi di sejumlah negara Eropa dan juga revolusi industri. Sebuah era yang menandai hidupnya demokratisasi dalam segala sendi kehidupan. Bastille seakan menjadi hakim yang mewakili ketimpangan sosial. Tak jelas benar apakah revolusi di Iran dan China terinspirasi dari Bastille atau tidak. Bagaimana dengan Indonesia? Menurut seorang ahli sosiologi, Indonesia tidak mempunyai tampang sedikitpun dalam melakukan revolusi.
Revolusi di Perancis tak bisa dilepaskan dari sosok Napoleon Bonaparte. Ia terlahir dari keluarga bangsawan, pada tanggal 15 Agustus 1769 di sebuah pulau bernama Corsica. Kecerdasannya, membuat ia melesat cepat di dunia militer. Hampir seluruh daratan Eropa berada dalam genggamannya.
Politik, masa menjelang revolusi membawa Perancis secara tak terelakkan ke arah perang terhadap Austria dan sekutu-sekutunya. Sang Raja, kelompok Feuillant, dan Girondin khususnya menginginkan perang. Mereka mengharapkan perang akan menaikkan popularitasnya, mereka juga meramalkan kesempatan untuk memanfaatkan tiap kekalahan, yang hasilnya akan membuatnya lebih kuat. Kelompok Girondin ingin menyebarkan revolusi ke seluruh Eropa. Hanya beberapa Jacobin radikal yang menentang perang, lebih memilih konsolidasi dan mengembangkan revolusi di dalam negeri. Kaisar Austria Leopold II, saudara Marie Antoinette berharap menghindari perang, namun ia meninggal pada tanggal 1 Maret 1792. Perancis menyatakan perang kepada Austria (20 April 1792). Prusia bergabung di pihak Austria beberapa minggu kemudian, maka sejak itu perang Revolusi Perancis telah dimulai.
Setelah pertempuran kecil sebagai awal berlangsungnya perang sengit untuk Perancis, maka pertempuran militer yang berarti pada perang itu terjadi dengan adanya Pertempuran Valmy yang terjadi antara Perancis dan Prusia (20 September 1792). Meski hujan lebat menghambat revolusi namun, artileri Perancis membuktikan keunggulannya. Namun, sejak masa itu, Perancis menghadapi huru-hara dan monarki telah menjadi sebagai masa lalu.
Berakhirnya Revolusi Perancis
Kemudian Revolusi Perancis berhasil ditaklukkan oleh Napoleon Bonaparte, kemudian Napoleon di angkat menjadi kaisar Perancis.  Revolusi berhasil menguasai istana, pada tanggal 16 Januari 1793 M. Raja Louis XVI dipenggal dengan pisau Guillotine, kemudian menyusul Maria Antoinette. Perancis di bawah pemerintahan revolusioner membentuk negara, dengan tentara milisi dipimpin Napoleon Bonnaparte yang bersemboyan liberte, egalite, dan fraternette ( yang diabadikan pada warna bendera biru-putih-merah ), sementara itu rakyat terus mengobarkan revolusi, mereka menyanyikan lagu Merseillaise (menjadi lagu nasional sekarang).
Dalam perjalanan revolusi, Napoleon Bounaparte menjadi “sang Penyelamat”, menyelamatkan Perancis dari gempuran negara-negara berkoalisi, bahkan oleh rakyat kemudian beliau diangkat menjadi kaisar.
Pada perang koalisi VI, tahun 1814, Perancis dikalahkan oleh pasukan koalisi dan Napoleon dibuang ke pulau Elba. Pada tahun 1815 Napoleon meloloskan diri dan terjadi perang koalisi ke VII, akhirnya Perancis dapat dikalahkan kembali dan Napoleon dibuang ke pulau St. Helena.
Revolusi Perancis membawa pengaruh yang sangat luas , secara politis lahirnya paham-paham baru seperti liberalism, demokrasi, dan nasionalisme sebagai perkembangan dari semboyan revolusi liberte, egalite, dan fraternette. Secara ekonomis, penghapusan sistem ekonomi feodalis, terjadinya industrialisasi di Eropa akibat bloc kade ekonomi Inggris oleh Napoleon, dan Inggris kehilangan pasar di Eropa. Revolusi Perancis tidak hanya membawa pengaruh besar  di daratan  Eropa tetapi juga telah meluas ke berbagai benua hingga ke Indonesia.

Revolusi China 1949
Partai besar di China terdiri dari Kuomintang (KMT) didirikan oleh Sun Yat Sen pada 1949, dan Partai Komunis China yang didirikan pada 1921 oleh Duxiu dan Li Dazhao. Perang Saudara Cina, di bawah kepemimpinan Partai Komunis China, maka Tentara Pembebasan Rakyat mengalahkan Tentara Revolusioner Nasional Kuomintang pada tahun 1949. Sebagai usaha terakhir, kepemimpinan Kuomintang meninggalkan daratan Cina, dan pindah ke Taiwan. Sejak saat itu, ada dua hal berbeda dari entitas politik China, penguasa China dan kekuasaan di Taiwan.
Kemenangan partai Komunis ini sebenarnya bukan tanpa sebab, rakyat China memiliki sejarah kuat dengan imperialisme dan kolonialisme penjajah, dalam hal ini adalah Inggris. Inggris melalui pasar opium berusaha untuk meruntuhkan kekuatan Dinasti Qing yang sudah berumur ratusan tahun. Kekalahan terbesar China saat itu terletak pada teknologi persenjataan dan strategi perang. Inggris yang menggunakan opium untuk menghancurkan generasi muda ternyata terbukti lebih efektif dalam melemahkan kekuatan China. Ketika Dinasti Qing pun berhasil dikalahkan, Dinasti Qing dengan terpakasa harus menyerahkan sebagian wilayahnya (sekarang Hong Kong) untuk koloni Inggris. Dari sejarah singkat di atas, kolonialisasi dan imperialisme Inggris meninggalkan trauma mendalam sehingga rakyat China pun tidak ragu lagi untuk menolak ideology partai Nationalis yang notabene condong ke barat-baratan dan Amerika dan meyakini ideologi Partai Komunisme China.
Kelahiran Partai Komunis China merupakan imbas dari keberhasilan revolusi Bolshevik di Uni Soviet. Konsep pemerintahan sosialis yang diusung oleh falsafah komunisme banyak mendapat simpatisan, utamanya dari negara yang memiliki sejarah kolonialisme panjang dan ketidakadilan dari penjajah. Rakyat China seolah telah kehilangan keyakinan positif kepada hal-hal yang dianut oleh barat, misalnya terhadap kapitalisme. Kehadiran Komunis seolah membuka kiblat baru bagi China baik secara intelektual maupun secara ideologi, pemerintahan, dan militer. Mereka beramai-ramai mendulang ilmu pengetahuan dan mengkaji paham komunisme berasal. Beberapa di antaranya yang mengawali ketertarikan terhadap paham Komunisme, kemudian membentuk perkumpulan untuk mempelajari akar negara sosialis dan komunis.
Melalui perkumpulan bernama New Tide Society, Li Dazhao mengkaji teori dan pemikiran praktik Marxisme. Merasa tertarik dengan adanya entitas negara yang memboyong sistem komunal ke dalam ranah pemerintahan,  Li Dazhao memperluas perkumpulannya sehingga meliputi anak muridnya yang bernama Mao Zedong dan beberapa intelektual lainnya.
Dari pihak Uni Soviet sendiri tidak tinggal diam melihat kemajuan progressive ajaran Marxisme di China, sehingga Uni Soviet tidak ragu untuk mengeluarkan perjanjian politik yang sangat menguntungkan China pada tahun 1919. Dengan demikian, makin eratlah hubungan antarkeduanya. Seolah mendapatkan restu, Li Dazhao mendirikan Partai Komunis China di tahun 1921.
Berpedoman pada runtut sejarah berdirinya Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis China kemudian menghimpun anggota yang kebanyakan berasal dari kalangan buruh dan petani. Di tahun-tahun berikutnya, tanpa disangka eksistensi Partai Komunis China mampun menyaingin kepopuleran Parta Nasionalis China yang dipimpin oleh Sun Yat Sen. Dua kubu besar ini pun tidak mengelak terjadinya pertarungan sengit yang seolah membagi China menjadi dua kekuatan besar, yakni kekuatan Komunis  dan Nasionalis. Dua kekuatan ini bersaing keras hingga memicu perang saudara.
Adanya intervensi asing dari Amerika serikat semakin membuat konflik di antara keduanya meruncing. Tapi pada 1937 ketika Jepang menyerbu China, keduanya sempat bersatu untuk menghadapi Jepang. Sayangnya, Partai Nasionalis China (Kuomintang) menggunakan momen tersebut untuk mendesak kekuatan Partai Komunis China. Yang terjadi berikutnya, adalah Partai Komunis China kemudian menegosiasi Jepang agar Jepang mau membantunya melawan Kuomintang. Di lain pihak, Kuomintang mendapat bantuan militer, keuangan dan support dari Amerika serikat. Sehingga perang besar di China terjadi antara kedua partai.
Selama kurun waktu setahun antara 1946-1947, PKC berhasil mendesak kekuatan tentara KMT dan secara bersamaan kekuatan PKC mendapati dukungan semakin kuat dari rakyat China secara menyeluruh. Hingga kekuatannya menjadi berlipat-lipat. Pada tahun menjelang 1949, PKC telah berhasil mendapatkan kota penting yang tadinya diduduki Kuomintang, hingga pada 1949 Partai Kuomintang kemudian lari ke Taiwan dan mendeklarasikan kemerdekaannya dari China dengan mendirikan negara Taiwan yang berdasarkan atas asas liberal dan demokrasi.

Revolusi Bolshevik
Meskipun perang dunia satu telah berakhir, tidak satupun yang benar-benar memenangkan perang. Baik Inggris, Perancis, Amerika serikat memikul beban pasca perang masing-masing begitupula Rusia. Meskipun perang belum benar-benar usai di tahun 1917, nyatanya perang telah berhasil mempora-porandakan seluruh kehidupan sosial, ekonomi dan politiknya. Hampir lima belas juta manusia dipersenjatai, 1.6 juta prajurit terbunuh, dua juta prajurit terluka, dan hampir beberapa juta lainnya ditangkap oleh musuh. Saat penarikan pasukan dari perang dunia satu dilakukan, semangat bekas prajurit dan orang terdekat mereka anjlok, pembunuhan officers merebak, desersi mewabah. Ratus ribuan pengungsi masuk dalam wilayah Rusia, suplai makanan menjadi jarang. Kelangkaan bahan bakar terjadi di mana-mana mengakibatkan listrik terganggu. Demonstrasi hampir terjadi di semua pabrik oleh pekerja terhadap kekurangan makanan dan harga yang tinggi, mengakibatkan pengangguran melonjak dan depresi ekonomi serta kolapsnya sektor industri (Wallerstein, 2007).
Kebijakan empire Tsarrist Rusia untuk terjun perang justru membawa bencana luar biasa. Sektor industri Rusia kolaps, perindustrian terhambat mengakibatkan pengangguran masal, utang perang menumpuk dan mengancam kebangkrutan finansial, dan lain sebagainya. Akan tetapi yang benar-benar menderita karena kekacauan sosial adalah kaum petani.
Setelah perang dunia pertama, Rusia kehilangan hampir sebagian besar perairan hangatnya yang sangat efektif untuk pelabuhan di musim dingin, ditambah pula Rusia memiliki sedikit kota industri tersisa yang tidak bisa beroperasi dengan maksimal. Bukannya membaik, ekonomi Rusia makin terpuruk dikarenakan suplai makanan ke daerah urban berkurang drastis akibat sektor pertanian yang lumpuh. Sektor pertanian lumpuh akibat ulah pemilik tanah yang menindas petani dengan berbagai persyaratan memberatkan. Misalnya, petani diminta untuk menyetorkan lebih dari 50% hasil tani mereka, sementara tuan tanah memiliki kekuasaan untuk menarik sewa tanah seenaknya dengan harga tinggi.
Peperangan mengakibatkan seluruh kehidupan rakyat Rusia menderita kelaparan disebabkan banyak penduduknya yang ikut perang. Lahan pertanian terbengkalai. Selain tiu petani Rusia yang merasa semakin ditindas oleh pemilik tanah. Rusia mengalami inflasi tinggi dan harga kebutuhan sehari-hari yang semakin mahal, mereka semakin menderita. Mereka melakukan protes berulang kali pada pemerintah empire Rusia. Tidak dihiraukan bahkan semakin diacuhkan dan diancam. Sebenarnya revolusi sosial yang diprakarsasi oleh Lenin ini tidak dimpimpin oleh orang pandai  atau politikus terkenal, melainkan dimulai oleh demonstrasi kecil pegawai wanita pabrik di kota St. Pettersburg. Semula pemerintah berusaha untuk meredam demonstrasi dengan kekuatan militer dan tembakan  senjata, akan tetapi militer menolak karena massa yang berdemo makin lama makin banyak. Bahkan tentara bergabung dengan para demonstran.
Revolusi pertama ini berhasil membentuk suatu pemerintahan nasional yang dipegang oleh Pangeran George Lvov. Sebenarnya pada waktu bersamaan terjadinya revolusi, Lenin sedang berada di pengasingan di Zurich. sehingga sangat mustahil bagi Lenin untuk menyebarkan pengaruhnya dalam revolusi. Berangkat dari hal tersebut, belakangan diketahui bahwa terjadinya revolusi Bolshevik tidak jauh dari campur tangan Berlin. Secara sembunyi-sembunyi Jerman membantu Bolshevik untuk melakukan pembahuruan dan menggulingkan pemerintahan Imperial. Revolusi pertama membawa dampak signifikan terhadap pengakuan kebebasan secara mutlak, yang paling fenomenal adalah pelepasan tahanan politik dan penghapusan hukuman Mati. Akibatnya, Lenin pun kembali ke Rusia dan disambut hangat oleh Pemerintah transisi (Provinsial Government). Dalam “April Theses”, ia mendeklarasikan partai Komunis.
Pada tahun-tahun berikutnya, Pemerintahan transisi dianggap gagal mememnuhi tuntutan rakyat Rusia. Oleh karena itu, terjadilah revolusi kedua yang berhasil membentuk pemerintahan transisi yang dipimpin oleh Kerensky. Sayangnya pemerintah transisi tersebut sangat lemah sehingga berkali-kali digoyang oleh kudeta. Salah satu kudeta terkenal adalah oleh Jenderal Kurnilov. Meskipun kudeta bisa digagalkan, kekuatan tentara Bolshevik terus menguat dan akhirnya berhasil menggulingkan pemerintahan transisi dan membentuk Congress Russia-Soviet dan menunjuk Lenin sebagai ketuanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

WRITES HERE (◑‿◐)