A. PENDAHULUAN
Ketoprak merupakan salah satu
kesenian daerah Jawa Tengah. Di dalamnya terdapat suatu cerita dan peran-peran
yang harus dimainkan. Ketoprak juga berarti seni peran. Cerita-cerita yang
diangkat merupakan cerita-cerita sejarah, khususnya dari daerah Jawa Tengah,
namun tidak menutup kemungkinan bahwa cerita yang diangkat merupakan cerita
dari daerah luar Jawa Tengah. Selain mengangkat satu cerita pokok, di dalam
ketoprak juga disisipi cerita-cerita yang sedang berkembang dalam masyarakat
disertai pesan-pesan moral berkaitan dengan masalah sosial, politik, budaya,
dan sebagainya. Pesan-pesan yang disampaikan dianggap sebagai suatu bagian yang
penting karena menyangkut himbauan kepada masyarakat yang menikmati
pertunjukkan kesenian ketoprak. Himbaun-himbauan tersebut biasanya atas
alternatif penanggung jawab kesenian ketoprak, pihak penanggap kesenian ketoprak, atau dari pemerintah daerah yang
meminta kelompok kesenian ketoprak untuk melakukan sosialisasi lewat
pertunjukkan kesenian ketoprak itu. Lakon kesenian ketoprak harus menguasai peran-peran yang
akan dimainkan. Setiap kali melakukan pementasan, penanggung jawab kesenian ketoprak
memberikan gambaran umum tentang cerita yang akan dimainkan serta
mengkoordinasi seluruh pemain agar dapat sesuai dengan konsep yang ditentukan.
Penanggung jawab kesenian ketoprak merupakan orang yang memegang peranan
penting dalam suatu kelompok ketoprak. Tugasnya ialah sebagai seorang
sutradara, produser, lakon, penyedia perlengkapan, serta pemilik dan ketua
kelompok kesenian ketoprak.
Kesenian ketoprak merupakan salah
satu bentuk napak sejarah. Cerita-cerita
sejarah diperagakan oleh para lakon di dalam kesenian ketoprak. Tujuannya
adalah untuk melestarikan budaya daerah, Jawa khusunya, mengembangkan sejarah
tradisional, memberikan hiburan kepada masyarakat, dan menjadi sebuah media
untuk menyampaikan pesan serta informasi kepada masyarakat. Sebagai suatu seni
peran, kesenian ketoprak cocok digunakan sebagai salah satu produk budaya untuk
melestarikan dan mengembangkan budaya lokal, Jawa khususnya. Cerita asli daerah
dijadikan sebagai dasar dalam pementasan. Masyarakat akan lebih mengetahui dan
memahami warisan budaya yang
dimilikinya. Dengan adanya kesenian ketoprak, diharapkan masyarakat dapat
melestarikan keberadaan warisan budaya di daerahnya. Cerita sejarah yang
bersifat tradisional dikembangkan menjadi cerita yang dapat mengikuti
perkembangan zaman serta minat masyarakat sebagai penikmat seni tanpa mengubah
sifat dasar dari sejarah itu. Dengan adanya usaha pengembangan ini, diharapkan
pula kesenian ketoprak mampu menjadi hiburan dan salah satu sarana untuk
menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat. Kesenian ketoprak menjadi salah
satu sarana sosialisasi dari pemerintah ataupun pihak-pihak yang berkepentingan
kepada masyarakat. Sebagai contoh sosialisasi tentang program-program dan
peraturan pemerintah, himbauan-himbaun kepada masyarakat, kampanye parpol, dan
sebagainya.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh
dari kesenian ketoprak. Salah satunya adalah menjadi hiburan bagi masyarakat.
Keadaan penduduk yang senang menonton suatu pertunjukan disertai bayolan-bayolan di dalamnya, membuat kesenian
ketoprak sebagai salah satu produk budaya lebih efektif digunakan sebagai
sarana untuk menghibur masyarakat. Cerita dan peran yang ditampilkan pun
disesuaikan dengan keadaan penduduk yang menonton kesenian ketoprak. Hal ini
dilakukan guna mengefektifkan pertunjukan dan apresiasi dari para penonton.
Selain itu, kesenian ketoprak menjadi salah satu peluang kerja bagi para
lakonnya. Suatu pementasan kesenian ketoprak menghasilkan upah sebagai bayaran bagi para lakon. Kesenian ketoprak memiliki
banyak manfaat bagi masyarakat maupun para lakon.
B. LOKASI DAN INFORMAN
Ketoprak sebagai salah satu produk budaya daerah Jawa Tengah banyak
ditemukan di daerah Jawa Tengah. Ada beberapa
kesenian ketoprak yang ada di Kabupaten Kebumen. Salah satunya adalah
Kesenian Ketoprak Pak Ponimin Cokro Suwarno. Di bawah ini adalah identitas mengenai
lokasi dan informan Kesenian Ketoprak Pak Ponimin Cokro Suwarno :
Informan :
Bapak Ponimin Cokro Suwarno
Alamat :
Gunungmujil RT01/RW01, Kuwarasan, Kebumen
Nama Kelompok
Kesenian Ketoprak : Kesenian
Ketoprak Pak Ponimin Cokro Suwarno
Penanggung Jawab
Kesenian Ketoprak : Bapak Ponimin
Cokro Suwarno
Tahun
Pembentukan Kesenian Ketoprak :
1982
Lokasi Kesenian
Ketoprak :
Lokasi awal : Wadaslintang, Kecamatan Prembun
Lokasi akhir : Gunungmujil, Kecamatan Kuwarasan
Bapak Ponimin Cokro Suwarno
merupakan salah satu pendiri sekaligus penanggung jawab Kesenian Ketoprak Pak
Ponimin Cokro Suwarno. Beliau mendirikan kesenian ketoprak atas dasar untuk
melestarikan budaya daerah, Jawa Tengah pada khususnya serta menjadi salah satu
peluang kerja bagi para lakon. Beliau mendirikan kesenian ketoprak di daerah
Wadaslintang, Kecamatan Prembun disertai SK dari pemerintah daerah Jawa Tengah.
Kemudian beliau pindah ke Gunungmujil, Kecamatan Kuwarasan dan memiliki izin
mengadakan kesenian ketoprak dari pemerintah desa. Kesenian Ketoprak Pak
Ponimin Cokro Suwarno telah memiliki link
dari berbagai dearah di Jawa Tengah sehingga dapat mengadakan pentas ke
daerah lain dan tambal-sulam pemain
dengan kelompok kesenian ketoprak lain di daerah Jawa Tengah.
C. HASIL
Ketoprak sebagai
salah satu produk kebudayaan mengalami perkembangan dari awal kemunculannya
sampai sekarang. Di bawah ini perkembangan Kesenian Ketoprak Pak Ponimin Cokro
Suwarno secara khusus :
PERIODE
AWAL
|
PERIODE
SAAT INI
|
- Kesenian
ketoprak menjadi sarana efektif untuk hiburan, menyampaikan pesan dan
informasi.
- Pertunjukkan
kesenian ketoprak bersifat sederhana, menggunakan peralatan seadanya.
- Lakon
berperan menurut kemampuan, latihan-latihan diadakan kolektif oleh kelompok
kesenian.
- Perhatian
pemerintah terhadap kesenian ketoprak lebih baik.
- Apresiasi
masyarakat dan pihak-pihak yang mendukung kesenian ketoprak banyak dan bagus.
- Cerita-cerita
yang pentaskan masih bersifat tradisional.
|
- Keberadaan
kesenian ketoprak sebagai sarana untuk hiburan, menyampaikan pesan dan
informasi sudah tergeserkan dengan media lain yang lebih modern seperti media
elektronik, media cetak, dan sebagainya.
- Pertunjukkan
ketoprak lebih baik dan mulai berkembang, menggunakan peralatan yang lebih
baik.
- Lakon
lebih berinisiatif dalam memunculkan peran.
- Pemerintah
kurang memperhatikan kesenian ketoprak.
- Apresiasi
masyarakat dan pihak-pihak yang mendukung kesenian ketoprak semakin menyusut
dan menurun.
- Cerita-cerita
yang pentaskan disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
|
D. PENUTUP
Ketoprak
merupakan salah satu produk kesenian sebagai warisan budaya daerah Jawa Tengah.
Kemajuan zaman hendaknya tidak mempengaruhi eksistensi kesenian ketoprak.
Kesenian ketoprak harus diberikan ruang untuk tetap bertahan. Keberadaan
kesenian ketoprak tidak boleh dikesampingkan dan dilupakan oleh masyarakat.
Masyarakat hendaknya mau dan mampu melestarikan kesenian ketoprak agar tidak
punah keberadaannya. Kreatif dan inovatif merupakan bekal untuk membuat
kesenian ketoprak kembali pada eksistensinya.
0 komentar:
Posting Komentar