UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
1. Sistem Religi dan Upacara Keagamaan
Sistem religi merupakan suatu
paham/kepercayaan yang dianut oleh orang/masyarakat yang berhubungan dengan
sang pencipta. Kepercayaan telah ada sejak kehidupan pada masa lampau, hal ini
dimulai dengan adanya paham-paham seperti animisme, dinamisme, dan totenisme. Animisme
berarti paham kepercayaan terhadap arwah nenek moyang yang dijadikan sebagai
sesembahan. Dinamisme berarti kepercayaan bahwa pada benda-benda
tertentu baik benda hidup atau mati bahkan juga benda-benda ciptaan (seperti
tombak dan keris) mempunyai kekuatan gaib dan dianggap bersifat suci. Totemisme
berarti kepercayaan menghormati binatang-binatang tertentu untuk dipuja dan
dianggapnya seketurunan. Seiring berkembangnya zaman dan peradaban manusia,
muncul bermacam-macam kepercayaan atau yang sering disebut sebagai agama. Di
Indonesia sendiri terdapat 5 macam agama yang telah ditentukan oleh pemerintah,
a.l: Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan Katolik. Karena terdapat beraneka ragam
kepercayaan di dalam masyarakat, maka muncul perbedaan-perbedaan tentang tata
cara beribadah serta alat-alat upacara yang digunakan dalam upacara keagamaan.
Contoh nyata yang terlihat dalam
maasyarakat Gunungmujil, yaitu daerah asal saya adalah ketika bulan Ramadhan
tiba, masyarakat penganut agama islam berbondong-bondong untuk mendirikan tarub
di masjid dan mushola yang akan dijadikan sebagai tempat sholat tarawih. Sehari
sebelum pelaksanaan puasa ramadhan, masyarakat membuat daftar pemberi makan
berbuka untuk diberikan ke masjid/mushola untuk orang-orang yang berbuka puasa.
Pemberi makan berbuka puasa biasanya adalah penduduk di sekitar masjid/mushola.
Selain itu, kegiatan rutin yang dilakukan bersama setelah melaksanakan sholat
tarawih adalah tadaruz al-qur’an bagi para remaja, ibu-ibu, dan bapak-bapak
pengajian, serta ngaji iqro bagi para anak kecil yang belum ebta iqro. Kegiatan
lain adalah syukuran yang dilaksanakan ketika katam al-qu’an selama bulan puasa
ramadhan. Katam bersama merupakan acara yang sangat menarik dan menyenangkan,
karena pada saat itu tadaruz al-qur’an dalam 1 juz telah dilalui, selain itu
para ibu dan remaja membawakan makanan kecil berupa kue bolu, snack, nasi
kuning, dan softdrink sebagai hidangan. Setelah memasuki lebaran idul fitri,
para warga saling bersilaturrahim dan berjabat tangan sesudah melaksakan sholat
ied, dengan membentuk suatu lingkaran besar secara terpisan antara kaum
laki-laki dan kaum perempuan. Setelah itu para warga melakukan open house,
dalam open house ini tidak hanya umat muslim yang saling berkunjung ke
rumah-rumah tetangga, tetapi umat non muslim juga melaksanakan open house.
Walaupun di desa saya terdapat beberapa umat agama yang berbeda, tetapi rasa
saling menghormati antar umat beragama sangat tinggi, hal ini yang menjadikan
desa saya tenteram, damai, dan sejahtera.
2.
Sistem
dan Organisasi Kemasyarakatan
Masyarakat merupakan suatu
kesatuan/kumpulan dari beberapa orang di dalam suatu kelompok. Organisasi
masyarakat yang paling dekat adalah keluarga. Karakter dan tingkah laku
manusia, serta pengenalan norma yang paling dini berasal dari keluarga.
Masyarakat yang bersifat luas mencakup seluruh orang di suatu daerah, telah ada
sejak jaman dulu. Hal ini dapat kita lihat dari jaman purba saat masa berburu
dan meramu. Orang-orang berkelompok dan saling embantu satu sama lain untuk mencari
dan memenuhi kebutuhan hidup mereka. Contoh sistem dan organisasi
kemasyarakatan yang terdapat di desa saya yaitu, ronda malam yang diadakan
setiap malam hari oleh masyarakat desa. Mereka saling bergantian berkeliling
desa setiap malam untuk menjaga keamanan dan ketertiban desa. Tetapi budaya
ronda malam telah pudar dan sekarang jarang dilakukan oleh para kaum laki-laki
di desa. Ronda malam yang dilakukan dan masih bertahan saat ini adalah kegiatan
ronda yang dilakukan para perangkat desa. Mereka bergantian tiap malam datang
ke balai desa untuk menjaga wilayah desa khususnya di daerah sekitar balai
desa. Selain itu diadakannya kerja bakti rutin setiap minggu, biasanya kerja
bakti dilakukan 1 bulan sekali mengingat aktifitas masyarakat desa yang sibuk
bekerja. Biasanya kerja bakti dipimpin oleh kadus di setiap RW. Hal ini
bertujuan agar seluruh daerah di desa dapat dikoordinir dengan baik. Kerja
bakti lebih sering dilaksanakn oleh para bapak dan remaja laki-laki, ibu-ibu
dan remaja perempuan bertugas menyiapkan makanan ringan dan air minum. Tidak
jarang juga seluruh warga baik laki-laki ataupun perempuan, remaja laki-laki
ataupun remaja perempuan, serta anak-anak saling bekerja sama melaksanakn kerja
bakti.
3. Sistem Pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terciptanya
kebudayaan. Manusia berfikir untuk menciptakan, mengembangkan, melestarikan,
dan memajukan kebudayaan. Pengetahuan merupakan bagian yang penting dalam hal
tersebut. Pengetahuan diberikan pertama kali saat masih anak-anak yaitu
diberikan oleh orang tua. Orang tua mengajarkan ahlak, norma, serta nilai-nilai
yang baik di dalam masyarakat. Selain pengetahuan yang bersumber dari orang
tua, pengetahuan juga didapat dari sekolah, masyarakat, dsb. Contoh pengetahuan
yang didapat dari belajar di luar rumah/di masyarakat adalah kegiatan mengaji
yang diadakan di mushola tempat saya tinggal untuk anak-anak yang ingin belajar
membaca iqro, membaca al-qur’an, dan belajar mengenai agama islam. Kegiatan
mengaji biasanya dilaksanakan satu minggu 5 kali yaitu hari senin, selasa,
rabu, kamis, dan sabtu. Kajian yang diberikan adalah pengetahuan mengenai agama
dan nilai-nilai yang berhubungan dengan agama. Pengajar adalah para remaja dan
orang tua serta uztad/uztadzah yang mampu mengajarkan ilmu agama. Dari kegiatan
mengaji ini, para anak serta murid yang belajar mendapatkan ilmu agama selain
yang didapat dari orangtua.
4.
Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang
diperlukan untuk menyampaikan pesan dari pemberi pesan kepada penerima pesan.
Dengan adanya bahasa maksud dan tujuan akan dapat tersampaikan. Gunungmujil
merupakan salah satu desa yang terdapat di kabupaten kebumen. Masyarakat
gunungmujil menggunakan bahasa ngoko sebagai bahasa sehari-hari. Tak jarang
didapati masyarakat yang menggunakan bahasa krama untuk berkomunikasi dengan
orang lain. Masyarakat yang menggunakan bahasa krama biasanya adalah
oaring-orang yang sudah sepuh ataupun keluarga tertentu yang menganut kesopanan
tinggi. Selain itu, masyarakat kebumen khususnya juga dikenal sebagai
masyarakat ngapak. Hal ini dapat dilihat dari dialek yang diucapkan orang-orang
kebumen saat berbicara. Baik bahasa ngoko/kromo/dialek ngapak, bagi kami warga
gunungmujil tahu dan paham saat berkomunikasi.
5.
Kesenian
Kesenian merupakan hasil karya
manusia dalam berbudaya. kesenian yang biasanya dipertunjukkan di desa saya
yaitu “eblek” atau sering dikenal
dengan kuda lumping, wayang kulit, serta “ketoprak” atau wayang orang. Kesenian ini
biasanya dipertunjukkan saat ulang tahun desa ataupun saat ada warga yang
mengadakan acara khitanan/perkawinan. Para pelakon/pemain kesenian ini adalah
warga desa gunungmujil sendiri, atau warga desa tetangga, dan bisa juga
mengundang grup kesenian dari luar daerah.
6.
Sistem
Mata Pencaharian Hidup
Mata pencaharian hidup adalah
pekerjaan/kegiatan yang dilakukan orang untuk mendapatkan penghasilan sebagai
pemenuhan kebutuhan hidup. Gunungmujil merupakan daerah dataran rendah yang
cuacanya normal. Hujan tepat pada waktunya dan musim kemarau tepat pada
waktunya. Masyarakat gunungmujil bermata pencaharian sebagai petani, bagi
mereka yang tidak punya sawah biasanya bekerja sebagai “tukang bawon/tukang tandur/tukang daud” ini merupakan jenis
pekerjaan yang dilakukan di sawah. Tak jarang mereka bekerja bekerja di pabrik
dekat desa atau bekerja sebagai seorang pedagang. Gunungmujl terkenal dengan
hasil panen padi, kedelai, dan kacang hijau sehingga, masyarakat banyak yang
bekerja sebagai “tukang tempur” atau
penjual padi, “pedagang kecambah”
atau orang-orang yang menjual kecambah kedelai/kacang hijau. Biasanya mereka
berjualan di rumah sendiri ataupun di pasar. Pedagang kecambah di daerah saya
biasanya merupakan pedagang turun temurun, dalam satu keluarga biasanya setiap
anggota keluarga yang sudah berkeluarga berdagang kecambah, mereka telah
mempunyai pelanggan tetap sehingga memudahkan dalam pemasaran produk.
7.
Sistem
Teknologi dan Peralatan
Teknologi dan peralatan merupakan sarana pendukung yang digunakan orang
untuk membantu melakukan aktifitas/pekerjaan. Penduduk desa gunungmujil
sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Dulu aktifitas bertani
dilakukan secara menual dengan tenaga manusia secara keseluruhan. Para petani
mencurahkan segala tenaga untuk bertani. Alat-alat yang digunakanpun sangat
sederhana misalnya cangkul untuk mencangkul tanah agar rata dan tambah subur,
arit/sabit untuk menyabit tanaman padi yang telah menguning, tampah untuk
menyaring padi/kacang/kedelai yang masih tercampur batu kecil/kotoran
kecil,dsb. Sekarang masyarakat gunungmujil telah mendesain alat sendiri yang
digunakan untuk membantu mereka saat proses bertani. Alat ini disebut rontok
padi. Bahan bakar rontok padi adalah bensin. Alat ini digunakan untuk
memisahkan padi hasil panen dari batang dan daunnya, selain itu untuk
memisahkan kacang hijau dari kulitnya, dsb. Dengan adanya alat ini masyarakat tak perlu mengeluarkan banyak
tenaga karena pekerjaan berat mereka telah teratasi.
0 komentar:
Posting Komentar