Pengertian Revolusi
Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang
berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat.
Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa
direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui
kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi
pun dapat memakan waktu lama. Misalnya revolusi industri di Inggris
yang memakan waktu puluhan tahun, namun dianggap 'cepat' karena mampu mengubah
sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat seperti sistem kekeluargaan dan hubungan
antara buruh dan majikan yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Revolusi
menghendaki suatu upaya untuk merobohkan, menjebol, dan membangun dari sistem
lama kepada suatu sistem yang sama sekali baru. Revolusi senantiasa berkaitan
dengan dialektika, logika, romantika, menjebol dan membangun.
Dialektika
revolusi mengatakan bahwa revolusi merupakan suatu usaha menuju perubahan
menuju kemaslahatan rakyat yang ditunjang oleh beragam faktor, tak hanya figur
pemimpin, namun juga segenap elemen perjuangan beserta sarananya. Logika
revolusi merupakan bagaimana revolusi dapat dilaksanakan berdasarkan suatu
perhitungan mapan, bahwa revolusi tidak bisa dipercepat atau diperlambat, ia
akan datang pada waktunya. Kader-kader revolusi harus dibangun sedemikian rupa
dengan kesadaran kelas dan kondisi nyata di sekelilingnya. Romantika revolusi
merupakan nilai-nilai dari revolusi, beserta kenangan dan kebesarannya, di mana
ia dibangun. Romantika ini menyangkut pemahaman historis dan bagaimana ia
disandingkan dengan pencapaian terbesar revolusi, yaitu kemaslahatan rakyat.
Telah banyak tugu peringatan dan museum yang melukiskan keperkasaan dan
kemasyuran ravolusi di banyak negara yang telah menjalankan revolusi seperti
yang terdapat di Vietnam, Rusia, China, Indonesia, dan banyak negara lainnya.
Menjebol dan membangun merupakan bagian integral yang menjadi bukti fisik
revolusi. Tatanan lama yang busuk dan menyesatkan serta menyengsarakan rakyat,
diubah menjadi tatanan yang besar peranannya untuk rakyat, seperti di Bolivia,
setelah Hugo Chavez menjadi presiden ia segera merombak tatanan agraria, di
mana tanah untuk rakyat sungguh diutamakan yang menyingkirkan dominasi para
tuan tanah di banyak daerah di negeri itu.
Dalam pengertian
umum, revolusi mencakup jenis perubahan apapun yang memenuhi syarat-syarat
tersebut. Misalnya Revolusi Industri yang mengubah wajah dunia
menjadi modern. Dalam definisi yang lebih sempit, revolusi umumnya dipahami
sebagai perubahan politik. Sejarah modern mencatat dan mengambil rujukan
revolusi mula-mula pada Revolusi Perancis, kemudian Revolusi
Amerika. Namun, Revolusi Amerika lebih merupakan sebuah
pemberontakan untuk mendapatkan kemerdekaan nasional, ketimbang sebuah revolusi
masyarakat yang bersifat domestik seperti pada Revolusi Perancis. Begitu juga
dengan revolusi pada kasus perang kemerdekaan Vietnam dan Indonesia. Maka
konsep revolusi kemudian sering dipilah menjadi dua: revolusi
sosial dan revolusi nasional.
Pada abad 20,
terjadi sebuah perubahan bersifat revolusi sosial yang kemudian dikenal dengan Revolusi
Rusia. Banyak pihak yang membedakan karakter Revolusi Rusia ini
dengan Revolusi Perancis, karena karakter kerakyatannya. Sementara Revolusi
Perancis kerap disebut sebagai revolusi borjuis,
sedangkan Revolusi Rusia disebut Revolusi Bolshevik,
Proletar, atau Komunis.
Model Revolusi Bolshevik kemudian ditiru dalam Perang Saudara Tiongkok pada 1949. Karakter kekerasan
pada ciri revolusi dipahami sebagai sebagai akibat dari situasi ketika
perubahan tata nilai dan norma yang mendadak telah menimbulkan kekosongan nilai
dan norma yang dianut masyarakat.
Revolusi Industri
Merupakan periode antara tahun
1750-1850 di mana terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang
pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki
dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.
Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan akhirnya ke seluruh dunia.
Revolusi Industri menandai
terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir setiap aspek kehidupan
sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan
pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum
pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata
pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam kali
lipat. Seperti yang dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson Lucas, bahwa: "Untuk
pertama kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan
yang berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti ini tidak pernah terjadi
sebelumnya". Inggris memberikan landasan hukum dan budaya yang
memungkinkan para pengusaha untuk merintis terjadinya Revolusi Industri.
Faktor yang turut mendukung terjadinya Revolusi
Industri antara lain:
(2) tidak ada hambatan dalam perdagangan antara
Inggris dan Skotlandia.
(3) aturan hukum (menghormati kesucian kontrak).
(4) sistem hukum yang sederhana yang memungkinkan pembentukan
saham gabungan perusahaan (korporasi)
Revolusi Industri dimulai pada akhir
abad ke-18, dimana terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya
menggunakan tenaga hewan dan manusia digantikan oleh penggunaan mesin yang
berbasis menufaktur. Periode awal dimulai dengan dilakukannya mekanisasi
terhadap industri tekstil, pengembangan teknik pembuatan besi dan peningkatan penggunaan
batubara. Ekspansi perdagangan turut dikembangkan dengan dibangunnya terusan, perbaikan jalan raya dan rel
kereta api. Adanya peralihan dari perekonomian yang berbasis pertanian ke perekonomian
yang berbasis manufaktur menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk
besar-besaran dari desa ke kota, dan pada akhirnya menyebabkan membengkaknya
populasi di kota-kota besar di Inggris.
Awal mula Revolusi Industri tidak
jelas tetapi T.S. Ashton menulisnya kira-kira 1760-1830. Tidak ada titik
pemisah dengan Revolusi Industri II pada sekitar tahun 1850, ketika kemajuan teknologi
dan ekonomi mendapatkan momentum dengan perkembangan kapal tenaga-uap, rel, dan
kemudian di akhir abad tersebut perkembangan mesin bakar dalam dan perkembangan pembangkit tenaga listrik
Faktor yang melatarbelakangi
terjadinya Revolusi Industri adalah terjadinya revolusi ilmu pengetahuan pada
abad ke 16 dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis Bacon, Rene Decartes, Galileo Galilei serta adanya pengembangan riset dan
penelitian dengan pendirian lembaga riset seperti The Royal Improving
Knowledge, The Royal Society of England, dan The French Academy of Science.
Adapula faktor dari dalam seperti ketahanan politik dalam negeri, perkembangan
kegiatan wiraswasta, jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya alam.
Pengertian Revolusi Perancis
Pengertian Revolusi Perancis menurut
Wikipedia Ensiklopedia adalah masa dalam sejarah Perancis antara tahun 1789
sampai dengan 1799, dimana para demokrat dan pendukung republikanisme
menjatuhkan monarki absolut di Perancis dan memaksa Gereja Katholik Roma
menjalani restrukturisasi yang radikal.
Penyebab Revolusi Perancis
Banyak faktor yang melatarbelakangi
terjadinya Revolusi Perancis, diantaranya adalah:
- Kemarahan
terhadap absolutisme kerajaan.
- Kemarahan
terhadap signeurialisme di kalangan kaun buruh, para petani, dan sampai
batas tertentu kaum borjuis.
- Bangkitnya
gagasan-gagasan kaum pencerahan.
- Utang
nasional yang tidak terkendali, yang disebabkan dan diperparah oleh sistem
pajak yang tidak seimbang.
- Situasi
ekonomi yang buruk, yang sebagian disebabkan oleh keterlibatan Perancis,
dan bantuan terhadap Revolusi Amerika.
- Kelangkaan
makanan di bulan-bulan menjelang revolusi.
- Kemarahan
terhadap hak-hak istimewa kaum bangsawan dan dominasi dalam kehidupan
politik oleh kelas profesional yang ambisius.
- Kebencian
terhadap intoleransi agama.
- Kegagalan
Louis XVI menangani gejala-gejala ini secara efektif.
Dari banyak faktor yang ada dan
sebab-sebab terjadinya Revolusi Perancis yang paling mendominasi adalah karena
keserakahan Raja Louis XVI dan Maria Antoinette ( istri Raja Louis XVI ), yang
mempergunakan uang rakyat untuk kepentingan pribadinya. Oleh karena itu, ketika
rakyat mengetahui tindakan yang dilakukan oleh rajanya yang sewenang-wenang,
rakyat mulai memberontak dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan
menyerbu penjara Bastille, dan mengambil kebijakan hukuman mati berupa
pemenggalan kepada Raja Louis XVI dan istrinya Maria Antoinette. Pada saat
menjelang revolusi banyak kerusuhan-kerusuhan yang terjadi yang dilakukan oleh
rakyat karena pada saat itu terjadi perebutan kudeta antara rakyat dan rajanya.
Terjadinya Perang Revolusi Perancis
Tanggal 14 Juli 1789 merupakan
puncak kemarahan rakyat yang ditandai dengan penyerbuan dan sekaligus
meluluhlantahkan penjara Bastille. Hari itu pula merupakan awal
dimulainya revolusi Perancis, yang kelak juga menjadi inspirasi revolusi di
sejumlah negara Eropa dan juga revolusi industri. Sebuah era yang menandai hidupnya
demokratisasi dalam segala sendi kehidupan. Bastille seakan menjadi hakim yang
mewakili ketimpangan sosial. Tak jelas benar apakah revolusi di Iran dan China
terinspirasi dari Bastille atau tidak. Bagaimana dengan Indonesia? Menurut
seorang ahli sosiologi, Indonesia tidak mempunyai tampang sedikitpun dalam
melakukan revolusi.
Revolusi di Perancis tak bisa
dilepaskan dari sosok Napoleon Bonaparte. Ia terlahir dari keluarga bangsawan,
pada tanggal 15 Agustus 1769 di sebuah pulau bernama Corsica. Kecerdasannya,
membuat ia melesat cepat di dunia militer. Hampir seluruh daratan Eropa berada
dalam genggamannya.
Politik, masa menjelang revolusi
membawa Perancis secara tak terelakkan ke arah perang terhadap Austria dan
sekutu-sekutunya. Sang Raja, kelompok Feuillant, dan Girondin khususnya
menginginkan perang. Mereka mengharapkan perang akan menaikkan popularitasnya,
mereka juga meramalkan kesempatan untuk memanfaatkan tiap kekalahan, yang
hasilnya akan membuatnya lebih kuat. Kelompok Girondin ingin menyebarkan
revolusi ke seluruh Eropa. Hanya beberapa Jacobin radikal yang menentang
perang, lebih memilih konsolidasi dan mengembangkan revolusi di dalam negeri.
Kaisar Austria Leopold II, saudara Marie Antoinette berharap menghindari
perang, namun ia meninggal pada tanggal 1 Maret 1792. Perancis menyatakan
perang kepada Austria (20 April 1792). Prusia bergabung di pihak Austria
beberapa minggu kemudian, maka sejak itu perang Revolusi Perancis telah
dimulai.
Setelah pertempuran kecil sebagai
awal berlangsungnya perang sengit untuk Perancis, maka pertempuran militer yang
berarti pada perang itu terjadi dengan adanya Pertempuran Valmy yang terjadi
antara Perancis dan Prusia (20 September 1792). Meski hujan lebat menghambat
revolusi namun, artileri Perancis membuktikan keunggulannya. Namun, sejak masa
itu, Perancis menghadapi huru-hara dan monarki telah menjadi sebagai masa lalu.
Berakhirnya Revolusi Perancis
Kemudian Revolusi Perancis berhasil
ditaklukkan oleh Napoleon Bonaparte, kemudian Napoleon di angkat menjadi kaisar
Perancis. Revolusi berhasil menguasai istana, pada tanggal 16 Januari
1793 M. Raja Louis XVI dipenggal dengan pisau Guillotine, kemudian menyusul
Maria Antoinette. Perancis di bawah pemerintahan revolusioner membentuk negara,
dengan tentara milisi dipimpin Napoleon Bonnaparte yang bersemboyan liberte,
egalite, dan fraternette ( yang diabadikan pada warna bendera biru-putih-merah
), sementara itu rakyat terus mengobarkan revolusi, mereka menyanyikan lagu
Merseillaise (menjadi lagu nasional sekarang).
Dalam perjalanan revolusi, Napoleon
Bounaparte menjadi “sang Penyelamat”, menyelamatkan Perancis dari gempuran
negara-negara berkoalisi, bahkan oleh rakyat kemudian beliau diangkat menjadi
kaisar.
Pada perang koalisi VI, tahun 1814,
Perancis dikalahkan oleh pasukan koalisi dan Napoleon dibuang ke pulau Elba.
Pada tahun 1815 Napoleon meloloskan diri dan terjadi perang koalisi ke VII,
akhirnya Perancis dapat dikalahkan kembali dan Napoleon dibuang ke pulau St.
Helena.
Revolusi Perancis membawa pengaruh
yang sangat luas , secara politis lahirnya paham-paham baru seperti liberalism,
demokrasi, dan nasionalisme sebagai perkembangan dari semboyan revolusi
liberte, egalite, dan fraternette. Secara ekonomis, penghapusan sistem ekonomi
feodalis, terjadinya industrialisasi di Eropa akibat bloc kade ekonomi Inggris
oleh Napoleon, dan Inggris kehilangan pasar di Eropa. Revolusi Perancis tidak
hanya membawa pengaruh besar di daratan Eropa tetapi juga telah
meluas ke berbagai benua hingga ke Indonesia.
Revolusi China 1949
Partai besar di
China terdiri dari Kuomintang (KMT) didirikan oleh Sun Yat Sen pada 1949, dan
Partai Komunis China yang didirikan pada 1921 oleh Duxiu dan Li Dazhao. Perang
Saudara Cina, di bawah kepemimpinan Partai Komunis China, maka Tentara
Pembebasan Rakyat mengalahkan Tentara Revolusioner Nasional Kuomintang pada
tahun 1949. Sebagai usaha terakhir, kepemimpinan Kuomintang meninggalkan
daratan Cina, dan pindah ke Taiwan. Sejak saat itu, ada dua hal berbeda dari
entitas politik China, penguasa China dan kekuasaan di Taiwan.
Kemenangan
partai Komunis ini sebenarnya bukan tanpa sebab, rakyat China memiliki sejarah
kuat dengan imperialisme dan kolonialisme penjajah, dalam hal ini adalah
Inggris. Inggris melalui pasar opium berusaha untuk meruntuhkan kekuatan
Dinasti Qing yang sudah berumur ratusan tahun. Kekalahan terbesar China saat
itu terletak pada teknologi persenjataan dan strategi perang. Inggris yang
menggunakan opium untuk menghancurkan generasi muda ternyata terbukti lebih
efektif dalam melemahkan kekuatan China. Ketika Dinasti Qing pun berhasil
dikalahkan, Dinasti Qing dengan terpakasa harus menyerahkan sebagian wilayahnya
(sekarang Hong Kong) untuk koloni Inggris. Dari sejarah singkat di atas,
kolonialisasi dan imperialisme Inggris meninggalkan trauma mendalam sehingga
rakyat China pun tidak ragu lagi untuk menolak ideology partai Nationalis yang
notabene condong ke barat-baratan dan Amerika dan meyakini ideologi Partai
Komunisme China.
Kelahiran Partai
Komunis China merupakan imbas dari keberhasilan revolusi Bolshevik di Uni
Soviet. Konsep pemerintahan sosialis yang diusung oleh falsafah komunisme
banyak mendapat simpatisan, utamanya dari negara yang memiliki sejarah
kolonialisme panjang dan ketidakadilan dari penjajah. Rakyat China seolah telah
kehilangan keyakinan positif kepada hal-hal yang dianut oleh barat, misalnya
terhadap kapitalisme. Kehadiran Komunis seolah membuka kiblat baru bagi China
baik secara intelektual maupun secara ideologi, pemerintahan, dan militer.
Mereka beramai-ramai mendulang ilmu pengetahuan dan mengkaji paham komunisme
berasal. Beberapa di antaranya yang mengawali ketertarikan terhadap paham
Komunisme, kemudian membentuk perkumpulan untuk mempelajari akar negara sosialis
dan komunis.
Melalui
perkumpulan bernama New Tide Society, Li Dazhao mengkaji teori dan
pemikiran praktik Marxisme. Merasa tertarik dengan adanya entitas negara yang
memboyong sistem komunal ke dalam ranah pemerintahan, Li Dazhao
memperluas perkumpulannya sehingga meliputi anak muridnya yang bernama Mao
Zedong dan beberapa intelektual lainnya.
Dari pihak Uni
Soviet sendiri tidak tinggal diam melihat kemajuan progressive ajaran Marxisme
di China, sehingga Uni Soviet tidak ragu untuk mengeluarkan perjanjian politik
yang sangat menguntungkan China pada tahun 1919. Dengan demikian, makin eratlah
hubungan antarkeduanya. Seolah mendapatkan restu, Li Dazhao mendirikan Partai
Komunis China di tahun 1921.
Berpedoman pada
runtut sejarah berdirinya Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis China
kemudian menghimpun anggota yang kebanyakan berasal dari kalangan buruh dan
petani. Di tahun-tahun berikutnya, tanpa disangka eksistensi Partai Komunis
China mampun menyaingin kepopuleran Parta Nasionalis China yang dipimpin oleh
Sun Yat Sen. Dua kubu besar ini pun tidak mengelak terjadinya pertarungan
sengit yang seolah membagi China menjadi dua kekuatan besar, yakni kekuatan
Komunis dan Nasionalis. Dua kekuatan ini bersaing keras hingga memicu
perang saudara.
Adanya intervensi
asing dari Amerika serikat semakin membuat konflik di antara keduanya
meruncing. Tapi pada 1937 ketika Jepang menyerbu China, keduanya sempat bersatu
untuk menghadapi Jepang. Sayangnya, Partai Nasionalis China (Kuomintang)
menggunakan momen tersebut untuk mendesak kekuatan Partai Komunis China. Yang
terjadi berikutnya, adalah Partai Komunis China kemudian menegosiasi Jepang
agar Jepang mau membantunya melawan Kuomintang. Di lain pihak, Kuomintang
mendapat bantuan militer, keuangan dan support dari Amerika serikat. Sehingga
perang besar di China terjadi antara kedua partai.
Selama kurun
waktu setahun antara 1946-1947, PKC berhasil mendesak kekuatan tentara KMT dan
secara bersamaan kekuatan PKC mendapati dukungan semakin kuat dari rakyat China
secara menyeluruh. Hingga kekuatannya menjadi berlipat-lipat. Pada tahun
menjelang 1949, PKC telah berhasil mendapatkan kota penting yang tadinya
diduduki Kuomintang, hingga pada 1949 Partai Kuomintang kemudian lari ke Taiwan
dan mendeklarasikan kemerdekaannya dari China dengan mendirikan negara Taiwan
yang berdasarkan atas asas liberal dan demokrasi.
Revolusi Bolshevik
Meskipun perang
dunia satu telah berakhir, tidak satupun yang benar-benar memenangkan perang.
Baik Inggris, Perancis, Amerika serikat memikul beban pasca perang
masing-masing begitupula Rusia. Meskipun perang belum benar-benar usai di tahun
1917, nyatanya perang telah berhasil mempora-porandakan seluruh kehidupan
sosial, ekonomi dan politiknya. Hampir lima belas juta manusia dipersenjatai,
1.6 juta prajurit terbunuh, dua juta prajurit terluka, dan hampir beberapa juta
lainnya ditangkap oleh musuh. Saat penarikan pasukan dari perang dunia satu
dilakukan, semangat bekas prajurit dan orang terdekat mereka anjlok, pembunuhan
officers merebak, desersi mewabah. Ratus ribuan pengungsi masuk dalam
wilayah Rusia, suplai makanan menjadi jarang. Kelangkaan bahan bakar terjadi di
mana-mana mengakibatkan listrik terganggu. Demonstrasi hampir terjadi di semua
pabrik oleh pekerja terhadap kekurangan makanan dan harga yang tinggi,
mengakibatkan pengangguran melonjak dan depresi ekonomi serta kolapsnya sektor
industri (Wallerstein, 2007).
Kebijakan empire
Tsarrist Rusia untuk terjun perang justru membawa bencana luar biasa. Sektor
industri Rusia kolaps, perindustrian terhambat mengakibatkan pengangguran
masal, utang perang menumpuk dan mengancam kebangkrutan finansial, dan lain
sebagainya. Akan tetapi yang benar-benar menderita karena kekacauan sosial
adalah kaum petani.
Setelah perang
dunia pertama, Rusia kehilangan hampir sebagian besar perairan hangatnya yang
sangat efektif untuk pelabuhan di musim dingin, ditambah pula Rusia memiliki
sedikit kota industri tersisa yang tidak bisa beroperasi dengan maksimal.
Bukannya membaik, ekonomi Rusia makin terpuruk dikarenakan suplai makanan ke
daerah urban berkurang drastis akibat sektor pertanian yang lumpuh. Sektor
pertanian lumpuh akibat ulah pemilik tanah yang menindas petani dengan berbagai
persyaratan memberatkan. Misalnya, petani diminta untuk menyetorkan lebih dari
50% hasil tani mereka, sementara tuan tanah memiliki kekuasaan untuk menarik
sewa tanah seenaknya dengan harga tinggi.
Peperangan
mengakibatkan seluruh kehidupan rakyat Rusia menderita kelaparan disebabkan
banyak penduduknya yang ikut perang. Lahan pertanian terbengkalai. Selain tiu
petani Rusia yang merasa semakin ditindas oleh pemilik tanah. Rusia mengalami
inflasi tinggi dan harga kebutuhan sehari-hari yang semakin mahal, mereka
semakin menderita. Mereka melakukan protes berulang kali pada pemerintah empire
Rusia. Tidak dihiraukan bahkan semakin diacuhkan dan diancam. Sebenarnya
revolusi sosial yang diprakarsasi oleh Lenin ini tidak dimpimpin oleh orang
pandai atau politikus terkenal, melainkan dimulai oleh demonstrasi kecil
pegawai wanita pabrik di kota St. Pettersburg. Semula pemerintah berusaha untuk
meredam demonstrasi dengan kekuatan militer dan tembakan senjata, akan
tetapi militer menolak karena massa yang berdemo makin lama makin banyak.
Bahkan tentara bergabung dengan para demonstran.
Revolusi pertama
ini berhasil membentuk suatu pemerintahan nasional yang dipegang oleh Pangeran
George Lvov. Sebenarnya pada waktu bersamaan terjadinya revolusi, Lenin sedang
berada di pengasingan di Zurich. sehingga sangat mustahil bagi Lenin untuk
menyebarkan pengaruhnya dalam revolusi. Berangkat dari hal tersebut, belakangan
diketahui bahwa terjadinya revolusi Bolshevik tidak jauh dari campur tangan
Berlin. Secara sembunyi-sembunyi Jerman membantu Bolshevik untuk melakukan
pembahuruan dan menggulingkan pemerintahan Imperial. Revolusi pertama membawa
dampak signifikan terhadap pengakuan kebebasan secara mutlak, yang paling
fenomenal adalah pelepasan tahanan politik dan penghapusan hukuman Mati.
Akibatnya, Lenin pun kembali ke Rusia dan disambut hangat oleh Pemerintah transisi
(Provinsial Government). Dalam “April Theses”, ia mendeklarasikan
partai Komunis.
Pada tahun-tahun
berikutnya, Pemerintahan transisi dianggap gagal mememnuhi tuntutan rakyat
Rusia. Oleh karena itu, terjadilah revolusi kedua yang berhasil membentuk
pemerintahan transisi yang dipimpin oleh Kerensky. Sayangnya pemerintah
transisi tersebut sangat lemah sehingga berkali-kali digoyang oleh kudeta.
Salah satu kudeta terkenal adalah oleh Jenderal Kurnilov. Meskipun kudeta bisa
digagalkan, kekuatan tentara Bolshevik terus menguat dan akhirnya berhasil
menggulingkan pemerintahan transisi dan membentuk Congress Russia-Soviet dan
menunjuk Lenin sebagai ketuanya.
0 komentar:
Posting Komentar