SOAL:
1. Konsep pendidikan telah didefinisikan oleh
banyak pakar, yang dapat dipahami hakekat pendidikan dalam arti luas dan sempit.
a.
Jelaskan pemahaman Saudara makna
hakekat pendidikan dalam arti luas dan sempit tersebut!
Pendidikan
dalam arti luas yaitu proses belajar yang terdiri dari kegiatan pendidikan,
pengajaran, dan pelatihan yang terjadi selama proses kehidupan manusia
berlangsung dan di dalamnya terdapat proses pengembangan aspek kepribadian
manusia yang mencakup pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan,
berlangsung seumur hidup.
Pendidikan
dalam arti sempit yaitu proses belajar yang dilakukan di sekolah/lembaga,
secara sengaja, terprogram dan terarah, seseorang diposisikan sebagai peserta
didik (siswa/mahasiswa) yang kemudian dididik oleh pendidik (guru/dosen).
b.
Mengapa Saudara sebagai calon
pendidik mempelajari ilmu pendidikan?
1. Untuk
menentukan ciri-ciri manusia yang ingin dicapai melalui praktik pendidikan
(pengetahuan tentang deskripsi objek pendidikan).
2. Untuk
mengetahui cara yang baik dalam mengolah objek pendidikan sesuai tujuan
pendidikan.
3. Untuk
mengantisipasi/mengatasi gangguan-gangguan yang terjadi dalam proses
pendidikan.
4. Sebagai dasar/acuan
dalam melaksanakan proses pendidikan.
2. Dalam teori pendidikan hakekat manusia
dibedakan dalam empat dimensi kemanusiaan.
a. Jelaskan
keempat dimensi kemanusiaan tersebut!
1.
Manusia sebagai makhluk individu
Pengertian manusia sebagai makhluk individu yaitu
bahwa manusia itu bersifat unik/khas. Manusia dipandang sebagai subjek yang memiliki hak asasi untuk menjadi
dirinya sendiri . Setiap manusia yang dilahirkan
telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain atau menjadi
dirinya sendiri. Hal ini merupakan keunikan/kekhasan/bentuk
individual seseorang. Karena adanya
individualitas itu setiap orang mempunyai kehendak, perasaan, cita-cita,
kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda-beda. Setiap manusia
memiliki kepribadian unik yang tidak dimiliki oleh orang lain.
2.
Manusia
sebagai makhluk sosial
Pada hakikatnya manusia dilahirkan dalam kehidupan
sosial yang saling bersinggungan dengan orang lain serta di dalamnya terdapat
unsur memberi dan menerima. Dalam praktiknya manusia membutuhkan orang lain
untuk hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak ada manusia yang dapat hidup
sendiri. Setiap orang melakukan interaksi dan komunikasi untuk mengembangkan segala
potensi yang ada dalam dirinya.
3. Manusia sebagai makhluk susila
Manusia
sebagai makhluk susila bahwa budi nurani manusia secara apriori adalah sadar
nilai dan pengabdi norma-norma. Manusia mengetahui nilai-nilai (baik/buruk)
untuk berlaku dalam masyarakat.
4. Manusia sebagai makhluk religius
Manusia
sebagai makhluk religius bahwa manusia sadar akan adanya Tuhan, adanya
pencipta. Manusia percaya bahwa mereka hidup karena diciptakan, terdapat suatu
kekuatan besar sang pencipta yang dapat menciptakan manusia serta alam dan
isinya.
b. Bagaimana
implikasi pemahaman keempat dimensi kemanusiaan tersebut terhadap praktik
pendidikan?
1. Manusia
sebagai makhluk individu
Dalam konteks
pendidikan, manusia sebagai peserta didik dipandang sebagai subjek yang berarti
peserta didik mempunyai hak asasi untuk menjadi dirinya sendiri. Pendidik tidak
berkewenangan untuk memaksakan kehendaknya kepada peserta didik karena agar
sesuai dengan konsep manusia sebagai makhluk individu serta memungkinkan untuk
pengembangan kreativitas peserta didik. Contohnya peserta didik bebas memilih
ekstrakurikuler di sekolah berdasarkan minat dan bakat yang dimiliki.
2. Manusia
sebagai makhluk sosial
Dalam
konteks pendidikan manusia selain sebagai makhluk individu juga diposisikan
sebagai makhluk sosial (monodualisme). Pendidikan bertugas untuk menempatkan
kedua kutub dikotomis tentang manusia agar seimbang, sehingga eksistensi
manusia sebagai subjek tidak menghilang. Manusia secara bersama-sama belajar,
saling mengembangkan dan meningkatkan bakat serta potensi yang dimiliki bersama
teman di lingkungan sekolahnya. Contohnya peserta didik belajar bersama dengan
teman sekolah di sekolah.
3. Manusia
sebagai makhluk susila
Pendidikan
pada hakikatnya adalah penanaman nilai. Selain itu, pendidikan sifatnya
normatif dalam pengertian positif. Manusia yang bersusila mampu memposisikan
dirinya sebagai peserta didik yang baik dalam sekolah, mampu menaati dan
melaksanakan norma-norma di sekolah sehingga tercipta hubungan baik antar
anggota/warga sekolah. Contohnya berlaku baik dan sopan terhadap guru dan teman
di sekolah.
4. Manusia
sebagai makhluk religi
Sebagai
makhluk religi, manusia mempercayai adanya Tuhan sebagai sang pencipta.
Sehingga segala tindak-tanduknya didasari oleh nilai-nilai ke-Tuhan-an yang
dimiliki. Dalam dunia pendidikan juga ditanamkan nilai-nilai religius kepada
para peserta didik guna memperkuat keimanan mereka. Contohnya peserta didik
melaksanakan sholat berjamaah di sekolah.
3. Penyelenggaraan pendidikan dalam rangka
mencapai harkat kemanusiaan yang utuh didasarkan atas landasan atau titik pijak
pendidikan.
a. Jelaskan
peran penting landasan atau titik pijak pendidikan dalam operasionalisasi
penyelenggaraan pendidikan.
1. Landasan
filosofi pendidikan berperan :
a. Sebagai
fondasi dalam pelaksanaan pendidikan yang bergayut dengan sistem nilai.
Sistem nilai merupakan pandangan
seseorang tentang sesuatu terutama berkaitan dengan ati kehidupan (pandangan
hidup). Pandangan hidup bangsa Indonesia adalah Pancasila. Landasan pendidikan
dalam operasionalisasi penyelenggaraan pendidikan harus berlandaskan Pancasila
dan diarahkan membentuk manusia Indonesia yang Pancasialis sejati.
b. Sebagai pedoman
perbuatan dan tingkah laku.
Pedoman merupakan dasar
manusia dalam melakukan suatu hal. Landasan pendidikan dalam operasionalisasi
penyelenggaraan pendidikan adalah Pancasila, maka pebuatan dan tingkah laku pun
berdasarkan Pancasila.
2. Landasan
sosiologis pendidikan berperan untuk membantu proses interaksi sosial.
Landasan sosiologi pendidikan berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan
karakteristik masyarakat. Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah
tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem
pendidikan. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan sosiologis pendidikan
mempunyai peranan untuk membantu peserta didik untuk dapat bersosialisasi
dengan baik.
3. Landasan
kultural pendidikan berperan untuk menciptakan peradaban di masa depan.
Pendidikan dapat dikonsepkan sebagai proses budaya manusia. Kegiatannya
dapat berwujud sebagai upaya yang
dipikirkan, dirasakan, dan dikehendaki manusia. Pendidikan merupakan proses
budaya, yakni berturut-turut mengambil peran, sehingga menghasilkan peradaban
masa lampau dan mengambil peran di masa kini serta mampu menciptakan peradaban
di masa depan. Pendidikan sebagai proses upaya pemeliharaan dan berperan dalam
membangun peradaban dan pendidikan tidak terbatas pada benda-benda yang tampak,
melainkan juga gagasan, ide, dan perasaan.
4. Landasan
psikologi pendidikan berperan untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai
tahapan usia perkembangannya.
Di dalam landasan psikologi pendidikan dibahas mengenai berbagai
informasi tetang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang
berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan
tertentu. Dalam pelaksanaan pendidikan, landasan ini sangat berperan penting
karena pendidik dapat menggunakan cara yang tepat dalam proses pendidikan
sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai.
5. Landasan
ilmiah dan teknologi pendidikan berperan untuk membentuk manusia yang sadar
IPTEK.
6. Sebagai
titik tolak dalam menetapkan tujuan, isi, kurikulum, dan pelaksanaan pendidikan
c.
Jelaskan pemahaman
Saudara terhadap landasan ilmiah dan
teknologi pendidikan.
Landasan ilmiah dan teknologi pendidikan dapat memberikan dan mewarisi
peserta didik untuk mengembangkan
iptek sebagai suatu proses dalam
menyelesaikan suatu masalah, serta menghasilkan suatu produk teknologi yang berguna
dalam dunia pendidikan maupun lainnya.
4. Proses pendidikan tidak lepas dari pengaruh
lingkungan pendidikan yang mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat.
a. Bagaimanakah
perbedaan ketiga lingkungan tersebut ditinjau dari tujuan, materi, dan subyek
yang terlibat.
1. Lingkungan
keluarga
Tujuan : membentuk karakter
dan potensi anak, serta mengembangkan potensi anak dalam skala yang masih
sempit.
Materi : pendidikan prenatal
(kearifan lokal), pendidikan pasca natal (pendidikan karakter dan kepribadian,
moral, religi).
Subjek : anak, orang tua.
2. Lingkungan
sekolah
Tujuan : mengembangkan potensi
anak lebih luas, mengembangkan kemampuan akademis.
Materi : pendidikan karakter
dan bakat, pendidikan akademik.
Subjek : pendidik, peserta
didik.
3. Lingkungan
masyarakat
Tujuan : mengembangkan segala potensi dan bakat yang
dimiliki, memenuhi segala kebutuhan dan tuntutan hidup dalam masyarakat.
Materi : sosialisasi, kerja
sama, tanggunga jawab.
Subjek : anak, masyarakat.
b. Perkembangan
peserta didik dipengaruhi oleh faktor biologis/pembawaan dan fakor lingkungan.
Bagaimanakah implikasi dari teori tersebut terhadap pelaksanaan proses
pendidikan?
Faktor biologis/pembawaan merupakan faktor
alami yang dibawa oleh manusia sejak lahir. Faktor ini dapat mempengaruhi
perkembangan peserta didik, misalnya seseorang yang merupakan keturunan orang
cerdas/jenius dari orang tuanya maka orang tersebut dapat dengan mudah
berkembang, baik dalam hal bakat maupun pengetahuannya, bisa saja orang tersebut
menjadi anak berprestasi di sekolah. Tentunya ini sangat membantu dalam proses
pendidikannya.
Faktor lingkungan juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan peserta didik. Faktor ini berasal dari luar seseorang, bisa
berasal dari masyarakat sekitarnya, dan teman bermain. Lingkungan yang baik
akan memberikan dampak positif bagi perkembangan anak serta
mempermudah/mendorong/mendukung proses pendidikannya, dan sebaliknya lingkungan
yang tidak baik dapat menghambat perkembangan dan pendidikan anak. Contohnya
seseorang yang hidup dalam lingkungan perjudian, bisa saja orang itu membawa
perilaku di lingkungannya ke dalam proses pendidikan sehingga hal ini melanggar
norma serta dapat menghambat proses pendidikan.