Pembelajaran Bahasa
Masyarakat (Community Language Learning)
1.
Latar belakang
·
Muncul tahun 1957, diterbitkan 1960
·
Dicetuskan oleh Charles A.Curran (spesialis
konseling dan professor psikoterapi Universitas Loyola, Chicago)
·
Menerapkan Psikoterapi dalam bentuk konseling
pada para mahasiswa
·
Bahasa yang dipakai dalam eksperimen : Prancis,
Jerman, Spanyol, Itali lalu Jepang,
Indonesia, Swahili
·
Hasil : melebihi hasil konvensional
·
Perbandingan hubungan klien-konselor dalam
konseling psikologis dan dalam pembelajaran bahasa masyarakat :
NO
|
Konseling-Psikologis
(Klien-Konselor)
|
Pembelajran Bahasa Masyarakat
(Pembelajar-Guru)
|
1
|
Klien dan konselor setuju/mengadakan
kontrak untuk konseling
|
Pembelajar dan guru setuju untuk
belajar bahasa
|
2
|
Klien menyuarakan masalahnya dalam
bahasa pengaruh
|
Pembelajar mmenyajikan kepada guru
(dalam B1) pesan yang ingin disampaikannya kepada temannya
|
3
|
Konselor mendengarkan dengan
sungguh-sungguh
|
Pembelajar mendengarkan dan yang lain
ikut nguping
|
4
|
Konselor mengulangi pesan klien dalam
bahasa kognisi
|
Guru mengungkapkan kembali pesan
pembelajar dalam B2
|
5
|
Klien mencermati kecermatan
pengungkapan ualng pesan oleh konselor
|
Pembelajar mengulangi bentuk pesan
dalam B2 kepada temannya
|
6
|
Klien merefleksi interaksi sesi
konseling
|
Pembelajar memainkan kembali (dari tape recorder atauari
ingatannya) dan merefleksi pertukaran pesanselama pembelajran
berlangsung
|
2.
Prinsip dasar
·
Curren meyakini bahwa setiap pembelajar akan merasa
tidak aman, rasa terancam, rasa cemas, konflik, dan berbagai perasaan lain yang
dapat menghambat pembelajaran bahasa asing.
·
Tugas utama seorang konselor yaitu menghilangkan
atau mengurangi segala peerasaan negative kliennya
·
Konselor harus fasilitatif, baik dalam
menularkan pengalaman maupun melayani kliennya
·
Enam konsep untuk menumbuhkan pembelajaran : SARD
(Security/rasa aman, Attention-aggression/atensi-agresi,
retention-reflektion/retensi-refleksi, dan discrimination/diskriminasi)
(a) Security adalah rasa aman pada diri klien maupun konselor. Menurut
Curren, setiap anak yang belajar bahasa asing adalah mereka yang merasa senasib
dan butuh untuk saling belajar, sehingga mereka saling gotong royong belajar.
Hal ini akan menimbulkan rasa aman pada diri anak.
(b) Atensi-agresi merupakan syarat psikologis kedua yang harus
ditumbuhkan untuk menyeimbangkan suasana belajar anak.
(c) Agresi merupakan cara untuk membuat anak berperan aktif dalam
pembelajaran.
(d) Refleksi dan retensi merupakan tujuan yang ingin dicapai yaitu introspeksi diri sendiri. Refleksi
dibagi menjadi dua yaitu refleksi teks dan refleksi pengalaman yang dilakukan
pada tiap akhir kelas. Refleksi teks dilakukan dengan cara mendengarkan kembali
percakapan bahasa asing yang dilakukan sebelumnya lalu merenungkan arti dan
fungsinya. Refleksi pengalaman dilakukan dengan cara mengeluarkan segala
permasalahn psikologis yang dialami dalam kelas sebelumnya.
(e) diskriminasi
3.
Tahap Penguasaan
·
Ada tiga tahap penguasaan bahasa menurut Curren
yaitu : tahap embrionik (embryonic stage),
tahap asersi (self-assertion stage),
tahap kelahiran (birth stage), tahap
timbale balik (reverseal stage), dan
tahap independen (independent stage).
4.
Teknik Pelaksanaan Pembelajaran
Setiap kelas
terdiri atas 6-12 siswa dengan konselor masing-masing berada di belakang
klien atau berada di ruang lain yang
terhubung dengan media elektronik. Meja dibentuk lingkaran. Tidak ada buku ajar
karena kelas akan dimulai dengan suatu topic yang diinginkan klien lalu ketika
klien menyampaikan ide dengan bahasa asing yang tidak diketahui maka dapat bertanya kepada konselornya. Klien
lain akanmemberikan tanggapan dan dapat bertanya pula pada konselor ketika
tidak tahu bahasa asing yang digunakan.
Hal ini terjadi berulang-ulang dan proses kegiatan direkam. Setelah selesai
diadakan renungan antara konselor dengan klien. Klien tidak harus mencatat dan
dia tidak juga diberikan tugas rumah. Digunakan juga alat peraga dalam
pemaparan ide.
5.
Hasil yang dicapai
Penelitian selama 15 tahuni Universitas Loyola oleh
Curran ini memberikanhasil luar bisa memuaskan. Menurut Stevick (dalam
penelitian di Universitas Hawai dengan bahasa Swahili), setelah belajar 120 jam
dengan model ini para klien mampu menguasai bahasa asing 100%. Begitu juga
pendapat la Forge (1971) dan Taylor (1979).
Respon Fisik Total
1) Latar
Belakang
·
Dipelopori James J.Asher (Psikolog dari San Jose
State University, California, Amerika Serikat)
·
Dilakukan pertengahan tahun 60-an
·
Cara : memanfaatkan aktivitas fisik/motorik,
berkaitan dengan teori pelacakan ingatan dalam psikologi, bahasa yang dicoba
Jepang dan Rusia
·
Pernyataan : semakin sering/intesif hubungan
ingatan/memori dialcak, semakin kuat asosiasi memori itu dan semakin mudah
untuk diingat kembali.
2)
Prinsip dasar
Menggunakan keterampilan pemahaman siswa sampai merasa benar-benar siap untuk
berbicara lalu untuk mempertinggi kata-kata dipraktekan dengan gerak tubuh. Di
dalam proses ini terdapat sinkronisasi antara bahasa dengan gerakan tubuh.
3)
Teknik Pelaksanaan Pembelajaran
Ruang kelas yang ideal adalah yang agak besar sehingga dapat diubah-ubah
bentuk tempat duduk. Jumlah siswa 20-25, usia siswa bisa sampai 69 tahun tidak
dipersoalkan. Memerlukan waktu 159 jam. Hampir semua bahan pelajaran disajikan
dalam bentuk kalimat perintah. Tingkatann kata yang diberikan pun bertahap dari
sedikit sampai banyak. Siswa tidak wajib
mendapat tugas rumah. Koreksi dilakukan sesuai kondisi belajar. Pada tiap
pelajaran baru diberikan ringkasan dari pelajarn sebelumnya.
4)
Hasil yang dicapai
Eksperimen dilakukan Asher dan De Langen tahun 1972 pada lima anak berumur 5 tahun yang diajar bahasa
Jerman selama dua bulan, seminggu dua kali dan tiap kalinya 20 menit terbukti
hasilnya sama dengan hasil yang dicapai selama 240 jam oleh sekolah bahasa
untuk Militer di Amerika.
Pendekatan Alamiah
1.
Latar belakang
·
Dirintis tahun 1977 oleh Tracy D.Terrel (guru
bahasa Spanyol dari Universitas Kalifornia), bekerjasama dengan Krashen (pakar
Linguistik terapan dari Universitas California Selatan)
·
Istilah alamiah didasarkan pada suatu pandangan
bahwa penguasaan suatu bahasa lebih banyak bertumpu pada pemerolehan bahasa itu
dalam konteks yang alamiah dan kurang pada pembelajaran aturan-aturan yang
secara sadar dipelajari satu per Satu
·
Tujuan pembelajaran bahasa adalah untuk
mengembangkan kemampuan dasar dalam berkomunikasi dan agar anak dapat
berkomunikasi
2. Prinsip dasar
·
Siswa disyaratkan menguasai sebagian dari bentuk
lisan yang didengarnya
·
Koreksi tidak dilakukan saat proses belajar
di kelas tetapi di luar kelas dalam
bentuk pelatihan-pelatihan atau pekerjaan rumah yang khusus dimaksudkan untuk
itu
·
Lima hipotesis yang mendasari pendekatan alamiah
:
a.
Hipotesis Pemeroleh Pembelajaran
b.
Hipotesis Urutan Alamiah
c.
Hipotesis Monitor
d.
Hipotesis Masukan
e.
Hipotesis Saringan Afektif
·
Terdapat kelonggaran saringan yang disebabkan
oleh :
a)
Siswa tidak diharuskan sudah berbicara samapi
betul-betul merasa siap
b)
Siswa boleh menjawab dalam bahasanya sendiri,
bahasa asing yang sedang dipelajari, atau campur-campur
c)
Siswa tidak dikoreksi, kecuali bila proses
komunikasi terganggu
3. Teknik pelaksanaan
pembelajaran
Seluruh waktu di kelas
dimanfaatkan untuk aktivitas-aktivitas yang menopang pemerolehan dan bukan
pembelajaran. Aktivitas direncanakan secara telitiuntuk membantu pemerolehan
kosa kata, misalnya : aktivitas afektif humanistic, bersifat memecahkan
masalah, berbentuk permainan, dan berorientasi isi masalah.
4. Hasil yang dicapai
Belum ada bukti yang secara tegas
menyatakan bahwa pendekatan ini berhasil atau tidak, hanya ditemukan sebuah
pernyataan bahwa penggunaan pendekatan alamiah menunjukkan kinerja lebih baik
dalam berbicara, menulis, serta kosakatanya lebih luas, lebih dapat
mentrasmisikan banyak informasi, lebih akurat dalam pengunaan kalimat bila
dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan pendekatan langsung.
Pendekatan Diam
1. Latar belakang
·
Mulai dirintis tahun 1954 oleh Caleb Gattegno,
namun buku pertama tantang pendekatan diam baru terbit tahun 1963 dengan judul Teaching Foreign Languages in School : The
Silence Way lalu buku revisi
berdasarkan penelitian tambahan selama 13 tahun berjudul The Common Sens of Teaching Foreign Languages
·
Pendekatan diam merupakan perkembangan dari
pengalaman Gattegno dan sebagian adalah pandangan Gattegno di bidang nonbahasa
2. Prinsip dasar
·
Penguasaan anak dalam bahasa pertama (B1) berbeda
dengan penguasaan bahasa asing (B2
·
Melodi bahasa dan warna bunyi perlu disajikan
dalam pembelajaran
·
Konsentrasi ada pada pembelajaran bukan
pengajaran
·
Jumlah kosakata yang disajikan dibatasi, koreksi
kesalahan siswa tidak secaralangsung tapi melalui proses
4. Teknik pelaksanaan
pembelajaran
·
Jumlah siswa idealnya 12 terdiri atas laki-laki
dan perempuan dalam jumlah yang seimbang
·
Tiap pertemuan dibagi dalam tiga bagian : bagian
pertama mengulang materi sebelumnya, bagian kedua guru menyajikan bahan baru
dalam bentuk dialog, dan bagian ketiga adalah reinforcement bahan baru pada taraf bawah sadar
·
Menyajikan tulisan saat pelatihan lisan untuk
memudahkan mengingat karena siswa terbiasa mengingat tulisan di dalam bahasanya
5. Hasil yang dicapai
Dalam satu tahun siswa dapat
menguasai bahasa yang dengan metode lain diperlukan lebih dari empat tahun.
Sugestopedia
1. Latar belakang
·
dirintis di Bulgaria pada tahun 1975 saat
sekelompok peminat di Institut Penelitian Pendidikan di bawah Georgi Lozanov
melakukan penelitian mengenai bahasa asing. Pada awalnya dicoba di
Negara-negara Eropa Timur (Soviet/Rusia, Jerman Timur, dan Hongaria)
·
dikenal lebih luas saat 1970 Sheila Ostrander
dan Lynn Schroeder menerbitkan Physhic
Discoveries behind The Iron Curtain
2. Prinsip dasar
·
Prinsip dasar adalah sugesti bahwa manusia dapat
diarahkan dengan sugesti.
·
Suasana tenang diciptakan, misal dengan yoga
untuk memulai pembelajaran bahasa
·
Ruangan diatur senyaman mungkin dan di dalamnya
terdapat musik untuk menciptakan suasana menyenangkan dan menenangkan pikiran
·
Tidak percaya dengan penggunaan suatu laboratorium ataupun
pelatihan-pelatihan structural yang ketat
·
Bahan pelajaran diberikan dalam bentuk dialog
panjang, ciri-cirinya yaitu :
a.
Penekanan ada di kosakata dan isi
b.
Dasar pembuatan dialog adalah keadaan/peristiwa
hidup yang nyata
c.
Harus secara emosional relevan
d.
Memiliki kegunaan praktis
e.
Kata-kata yang baru diberi garis bawah dan
disertai transkripsi fonetik untuk lafalnya
3. Teknik Pelaksanaan
Pembelajaran
·
Pertemuan selama 4 jam sehari, 6 kali seminggu,
untuk jangka waktu satu bulan
·
Tiap pertemuan dibagi dalam tiga bagian : bagian
pertama mengulang materi sebelumnya, bagian kedua guru menyajikan bahan baru
dalam bentuk dialog, dan bagian ketiga adalah reinforcement bahan baru pada taraf bawah sadar
4. Hasil yang dicapai
Hasil yang dicapai sangat baik namun memiliki perbedaan
dalam skala jumlah. Misal dalam pembelajaran bahasa Spanyol, Bordon, dan
Schuster menghasilkan 2,5 kali lebih baik dari pendekatan yang lain. Klaim
tertinggi dinyatakan oleh Ostrader daan Schruder yang menghasilkan 50 kali
lebih baik dati metode lain.
1 komentar:
CASINO COVID-19 vaccine approved in Maryland
Maryland had no 남원 출장마사지 vaccine 목포 출장샵 for 동두천 출장샵 COVID-19, the CDC announced Wednesday. 충청북도 출장마사지 The Department of Health 김해 출장안마 and Human Services (CDC) May 8, 2017
Posting Komentar