Menyimak merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa/peserta didik setelah mengikuti mata
siswaan bahasa Indonesia. Selain sebagai salah satu syarat kelulusan dalam
mengikuti siswaan bahasa Indonesia, kegiatan menyimak sebagai salah satu jalan
bagi siswa /peserta didik untuk memperoleh pemahaman tentang materi ajar yang
disampaikan guru. Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui
ujaran atau bahasa lisan (Tarigan,1993:28). Dalam kaitan dengan
kemampuan menyimak ini, Chamdiah dkk. (1987:3) menyatakan bahwa siswa harus
mampu mengingat fakta-fakta sederhana, mampu menghubungkan serangkaian fakta
dari pesan yang didengarnya, dan menafsirkan makna yang terkandung dalam pesan
lisan yang didengarnya. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Tarigan (1990:58) menyimak
bukan hanya sebatas mendengar (hearing) saja, tetapi
memerlukan kegiatan lainnya yakni memahami (understanding) isi
pembicaraan yang disampaikan oleh si pembicara. Lebih jauh lagi diharapkan
dalam menafsirkan (interpreting) butir-butir pendapat yang
disimaknya baik tersurat maupun yang tersirat. Kegiatan selanjutnya dalam
proses menyimak adalah kegiatan mengevaluasi (evaluating). Pada
kegiatan ini si penyimak menilai gagasan baik dari segi keunggulan maupun dari
segi kelemahannya. Kegiatan akhir yakni menanggapi (responding).
Pada tahap akhir ini penyimak memperhatikan, mencamkan, menyerap, serta
menerima gagasan yang dikemukakan oleh si pembicara. Secara rinci pentingnya
kegiatan menyimak bagi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu :
1. Menyimak merupakan kegiatan yang dilakukan siswa untuk memperoleh
informasi atas materi yang disampaikan pengajar.
2. Siswa menjadi lebih efektif dalam berkomunikasi dengan pengajar,
hal ini diwujudkan dengan adanya apresiasi dari siswa atas materi yang
disampaikan pengajar yang berupa tanya jawab atau penyanggahan.
3. Siswa dapat mengumpulkan data-data/bahan-bahan/ilmu dari
penyampaian materi yang dilakukan pengajar.
Secara sederhana penjabaran pentingnya siswa
menyimak dalam mengikuti mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu, Pertama siswa
mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas tidak lain untuk memperoleh
pemahaman terhadap materi ajar yang disampaikan oleh guru. kegiatan pembejaran
tersebut merupakan proses transfer pengetahuan dari guru lewat bahan ajar yang
disampaikan dan ditujukan kepada para siswa. Proses transfer pengetahuan
tersebut pastilah mengalami banyak proses panjang hingga siswa dapat paham atas
materi ajar yang disampaikan. Cara menangkap bahan ajar pun sangat beragam. Tidak
sedikit siswa yang memperoleh pemahaman dengan baik setelah menyimak. Beberapa
siswa bisa jadi menyimak tanpa memperolehan pemahaman. Dari sini dapat
diketahui bahwa tingkat keberhasilan menyimak seseorang beragam. Kedua menyimak
di sini merupakan proses dua arah yang dilakukan seorang guru kepada siswanya.
Setelah mendapatkan materi ajar dari guru dan melakukan kegiatan menyimak,
siswa akan dapat berkomunikasi dengan guru seputar bahan ajar yang disampaikan.
Keberhasilan kegiatan menyimak menimbulkan tanggapan logis terhadap bahan ajar
yang disampaikan, namun siswa yang tidak berhasil dalam menyimak pun akan
memberikan respon kepada guru berupa pertanyaan ulang tentang materi ajar. Dia
akan bertanya karena tidak paham terhadap materi ajar yang disampaikan atau
karena dia tidak fokus atau ketinggalan jejak selama kegiatan menyimak
berlangsung. Ketiga menyimak sebagai cara seorang siswa
mengumpulkan materi atau bahan pelajaran. Seluruh bahan ajar yang telah
disampaikan guru dipilah menjadi suatu ringkasan materi sehingga dapat
digunakan sebagai bahan belajar. Kegiatan menyimak akan mempengaruhi seberapa
bernilai hasil ringkasan. Kegiatan menyimak yang berhasil menghasilkan hasil
ringkasan bahan ajar secara logis, lengkap, dan dapat dipahami dengan baik,
sebaliknya kegiatan menyimak yang gagal dapat menghasilkan hasil ringkasan
bahan ajar yang tercecer, tidak lengkap, dan sulit dipahami.
Permasalahan utama siswa sulit melakukan
kegiatan menyimak dengan baik yaitu karena tidak adanya fokus atau perhatian
penuh yang dimiliki untuk melakukan kegiatan menyimak. Secara sadar, kegiatan
menyimak telah dilakukan, namun karena tidak adanya fokus atau perhatian penuh
sebagai bekal utama dalam kegiatan menyimak tersebut, siswa sering mengalami
kegagalan atau kesulitan menyimak. Bahan ajar yang disampaikan guru dapat
didengar dengan baik, suara/audio bisa masuk ke telinga namun tidak dapat masuk
ke dalam otak akibat tidak adanya kerja sama antara telinga dengan otak. Hal
ini seperti ungkapan masuk lewat telinga kanan, keluar lewat
telinga kiri. Sungguh miris terhadap permasalahan seperti ini. Kegiatan
menyimak sudah sering dilakukan tetapi pada kenyataannya masih sering ditemukan
permasalah seperti ini.
Dalam pengertian menyimak menurut
Tarigan,1993:28, Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui
ujaran atau bahasa lisan, dalam penjelasannya kegiatan menyimak membutuhkan
fokus atau perhatian penuh untuk mencapai pemahaman, apresiasi, dan
interpretasi sehingga diperoleh informasi, isi/pesan, dan dapat memahami makna
komunikasi berupa bahan ajar yang disampaikan guru melalui ujaran. Fokus atau
perhatian penuh menjadi hal penting dalam kegiatan menyimak. Keberhasilan dan
kegagalan menyimak seseorang dipengaruhi oleh seberapa besar tingkat fokus atau
perhatian penuh diberikan oleh siswa dalam menyimak bahan ajar yang disampaikan
guru.
Kegagalan
siswa dalam melakukan kegiatan menyimak disebabkan oleh tidak adanya fokus atau
perhatian penuh yang diberikan saat menyimak bahan ajar dari guru. Tingkat
fokus atau perhatian dalam menyimak berpengaruh terhadap keberhasilan menyimak.
Fokus yang dimiliki seseorang berbeda-beda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain faktor dari dalam siswa (faktor internal) dan faktor
dari luar siswa (faktor eksternal). Faktor dari dalam siswa merupakan segala
sesuatu yang berpengaruh terhadap siswa terutama saat menyimak yang berasal
dari dirinya sendiri, misalnya kondisi fisik siswa (cacat), kondisi batin siswa
(banyak permasalahan yang dipikirkan), tidak ada niat untuk menyimak, dan
sebagainya. Sedangkan faktor dari luar siswa yaitu segala hal yang berpengaruh
terhadap siswa saat menyimak yang berasal dari luar dirinya, misalnya bising,
teman sebaya yang mengganggu, kondisi luar ruangan yang tidak kondisional, dan
sebagainya. Beberapa penyebab siswa tidak fokus tersebut sangat mengganggu dan
menimbulkan siswa mengalami kesulitan dalam menyimak sehingga hasil menyimak
yang diharapkan baik menjadi lebih jauh, dalam artian siswa sulit menyimak
dengan baik.
Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan guru bidang studi bahasa Indonesia dalam
mengatasi siswa yang sulit melakukan kegiatan menyimak dengan baik yang
disebabkan oleh tidak adanya fokus atau perhatian penuh siswa terhadap bahan
simakan, antara lain :
1. Bagi siswa yang menderita cacat fisik sehingga mengganggu kegiatan
menyimak selama mata pelajaran berlangsung, guru sebaiknya mengenali dan
mengetahui karakter siswa tersebut melalui hasil pembelajaran atau hasil
evaluasi siswa. Sudah tanggung jawab seorang guru untuk mengetahui perkembangan
siswanya. Setelah guru berhasil mendeteksi kelemahan setiap siswanya, maka
dapat dilakukan upaya antisipasi dalam memberikan mata pelajaran sehingga
tujuan yang diharapkan yaitu memberikan pemahaman kepada siswa dapat terwujud.
2. Bagi siswa yang memiliki permasalahan sehingga mengganggu kegiatan
menyimak selama mata pelajaran berlangsung, guru dapat memberikan waktu sejenak
sebelum kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan siswa untuk mempersiapkan
atau mengondisikan diri sebelum pembelajaran atau memberikan penyemangat kepada
siswa agar tumbuh semangat belajar dan dapat mengurangi beban siswa tersebut.
Guru sebagai mediator dan motivator sebaiknya lebih mengenali karakter siswa
sehingga dapat dikenali dengan mudah siswa yang sedang memiliki banyak beban
pikiran atau permasalahan dengan siswa yang stabil, fokus dalam kegiatan
pembelajaran.
3. Bagi siswa yang terlihat tidak niat dalam menyimak, guru dapat
menanganinya dengan cara memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa agar
tetap fokus dan semangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Peran guru selain
sebagai pengajar yang dapat memahami kondisi siswanya, juga dapat sebagai teman
belajar yang asik, mampu menciptakan suasana kegiatan pembelajaran dengan penuh
apresiatif dan inovatif.
4. Guru dapat mengondisikan kegiatan pembelajaran senyaman mungkin
sehingga siswa merasa bersemangat dalam belajar. Kebisingan yang berasal dari
dalam maupun luar ruangan dapat diminimalkan agar kenyamanan proses
pembelajaran tetap terjaga. Siswa yang menjadi sumber kebisingan dapat diatasi
dengan cara memberikan nasihat agar tidak mengganggu jalannya proses
pembelajaran.
Dengan adanya upaya-upaya yang tersebut di atas,
diharapkan kegiatan menyimak dalam pembelajaran bahasa Indonesia lebih efektif
sehingga tujuan menyimak dapat dicapai. Oleh karena itu, bukan hanya peran guru
bidang studi yang dapat mengendalikan kegiatan menyimak, namun peran serta
semua pihak dalam sekolah, terutama lingkungan selama proses menyimak
berlangsung sangat penting. Setiap siswa pada hakikatnya dapat menyimak dengan
baik. Siswa memiliki kesiapan dalam menyimak untuk memahami materi atau bahan
ajar yang diberikan guru.
0 komentar:
Posting Komentar