Kau yang kini terbaring
Dalam gundukan tanah berwarna coklat
Telah sampai pada ajal yang menyerang tiba-tiba
Sukmamu tenang di alam sana
Meninggalkan sejuta kenangan bersama semua kawan
Kau memang telah tiada
Namun jasamu masih terkenang
Namamu masih tertanam dalam setiap jiwa-jiwa hidup
Perjuanganmu belum berakhir, wahai Pahlawan!
Kami masih melangkah melanjutkannya
Semangat kami berkobar, bagai bara sedang
menyala-nyala
Api kami takkan pernah padam
Berjuang setelahmu, sampai kami dapatkan segala
harapan
Hidup sejahtera dan damai di negeri sendiri
Tanpa dipersulit tanpa iming-iming upah berlimpah
Kami ingin hidup merdeka semerdekanya
Bahagia hidup di tanah kelahiran
Menikmati setiap buah yang kami tanam,
Minum air segar lagi menyejukkan.
Menghirup udara bebas sebebas-bebasnya.
Tidak sendiri di sini, kami bersama
Rasa senasib sepenanggungan,
Gotong-royong bekerja,
Berat sama dipikul ringan sama dijinjing,
Begitu kami diajarkan.
“Jangan meminta-minta jika kau mampu”
Kami selalu ingat petuahmu, wahai Pahlawan.
2014
Riska Ade Oktaviana,
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
UNNES
0 komentar:
Posting Komentar