Kantin
Bu Mali
Jarum jam tangan membentuk sudut dua puluh derajat
berpangkal pada angka dua belas.
aku bergegas keluar kelas,
pergi ke sebuah gedung mungil di ujung parkiran
barat sana
aduhai, sudah lama bangunan ini berdiri
cat tembok krem sejak dulu masih sama
kali pertama kulihat awal PPA
jendela bening transparan mengelilingi bangunan
sederhana ini,
orang-orang lewat akan tahu siapa di dalamnya,
pun orang-orang di dalamnya akan tahu siapa orang
lewat dan melihatnya.
Begitulah “kantin Bu Mali”, sebut pelanggan setia
hidangan di sana.
Kali ini orang-orang berbondong-bondong masuk ke
kantin
Berharap ada makanan lezat cocok dengan lidah mereka
Makanan atau minuman tersedia
Tinggal pilih mana yang disuka
Makanlah, minumlah, cacing-cacing di perut akan senang
kau beri makan mereka sampai kenyang
matahari sudah di atas kepala,
semakin ramai saja kantin kecil itu.
Tak ada tempat duduk tersisa
Orang-orang sedia berdiri, antre hingga jatahnya
dapat makanan
Keringat penantian berujung rasa senang
Perut kenyang semangat kembali datang.
2014
Riska Ade Oktaviana,
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
UNNES
0 komentar:
Posting Komentar