BU MARTINAH TIADA
TOKOH
UTAMA :
1.
BU MARTINAH
Tukang gosip, kejam, juragan toko,
istri Pak Ahmad
2.
PAK AHMAD
Baik hati, suka memberi, bijaksana,
suami Bu Martinah
TOKOH SAMPINGAN :
1)
JENAR
Tukang gosip, gendut, sabar
2)
META
Tukang gosip, cantik, suka berdandan
3)
BU LASEM
Pembantu rumah tangga, sederhana,
penurut
4)
PAK TOYIB
Tukang panggul, sederhana, baik hati
SETTING :
PANGGUNG TERDIRI ATAS DUA BAGIAN. PANGGUNG
SEBELAH KANAN ADALAH TOKO YANG AGAK BESAR TERSEDIA BARANG-BARANG KEBUTUHAN
SEHARI-HARI DAN BEBERAPA MACAM PALAWIJA DALAM KARUNG-KARUNG BESAR. TERDAPAT
HALAMAN YANG SEDIKIT LUAS DENGAN BEBERAPA POT TANAMAN BUNGA. ADA KURSI PANJANG
UNTUK DUDUK PARA PEMBELI YANG DATANG ATAU SEKADAR UNTUK BERSANTAI. PANGGUNG
SEBELAH KIRI ADALAH RUANG TAMU RUMAH BU MARTINAH YANG RAPI DAN MEWAH.
BABAK 1
ADEGAN 1
PAGI REMANG-REMANG. JALAN MASIH SEPI. TOKO
BU MARTINAH TAMPAK DITUTUP. DUA ORANG TERLIHAT BERDIRI DI SAMPING TOKO.
1. JENAR
(melirik toko milik Bu Martinah) Sudah
tahu belum, berita tadi malam?
2. META
(bingung) berita? Berita apa sih Bu?
3. JENAR
Ah, masa kamu belum mendengarnya? Brita
besar loh Bu! Beneran nih belum tahu sama sekali? Itu loh, Bu Martinah pergi.
4. META
Ealah, maksud Bu Jenar itu pergi ke mana?
Ke Hongkong? Ke Cina? Atau ke Arab? Liburan apa jadi TKW? Hahaa …..
5. JENAR
Beneran nih Bu Meta belum tahu? Bu
Martinah benar-benar sudah pergi. Dia tidak akan kembali lagi.
6. META
Iya saya tahu. Memangnya Bu Martinah pergi
kemana sampai-sampai tidak kembali lagi? ah, Bu Jenar gak usah buat penasaran
gitu! Pusing nih pagi-pagi begini ketemu sama Bu Jenar, eh malah dibuat
penasaran! Saya sudah banyak pikiran Bu, jangan ditambah penasaran gini!
7.JENAR
Yah, kok Bu Meta jadi marah-marah sih!
Awas lhoh itu jerawatnya tumbuh banyak, jadi gak mulus lagi dong hahahaa …..
8. META
Sudahlah Bu, sebenarnya Bu Jenar ini mau
bicara soal apa? Bu Martinah pergi ke mana sih? Katakan saja biar saya tidak
marah-marah begini. Sayang kan, aura kecantikan saya nanti turun beberapa
derajat. Ih saya sih gak mau!
9. JENAR
Ih Bu Meta. Jadi orang kok ribet bingit,
eh ribet bingo malah. Nih ya Bu, saya kasih tahu. Walaupun gendut begini, tapi
saya tetap sabar makanya suami saya sayang banget sama saya, lengket kayak lem.
Gak kayak Bu Meta, cantiknya kalau habis dempulan, kalau lagi gak pake dempul
ya cantiknya hilang seketika. Ih serem.
10.META
Bu Jenar itu bagaimana sih! Kok malah
ngomongin saya gitu! Memang apa salahnya pakai dempul? Wanita itu yah,
kelihatan cantik kalo pinter dandan. Bu Jenar aja yang gak bisa dandan kayak
saya! Huh…
(membetulkan dandanannya) Saya jadi
marah-marah begini. Bu Jenar emang kebiasaan buat orang marah!
11. JENAR
Saya kan Cuma bercanda Bu, jangan diambil
hati gitu dong. Kayak gak pernah ngomongin orang aja. Sudah-sudah, sekarang Bu
Meta ingin tahu kabar itu gak?
12.META
Tapi gak usah ngomongin saya kayak itu
kali! Yasudah saya mau dengar, cus cerita Bu!
13. JENAR
Tadi malam waktu saya sedang pacaran
dengan suami di serambi rumah, tiba-tiba Pak Toyib datang. Dia panik dan
tiba-tiba saja ngomongnya gagap gitu. Lalu katanya Bu Martinah pergi. Saya dan
suami sontak ketawa, kabar macam apa yang dibawa Pak Toyib itu, haha …
Tapi, Pak Toyib bilang lagi, Bu Martinah
pergi untuk selamanya. Kami bingung dong Bu, apa yang dimaksud Pak Toyib. Dasar
Pak Toyib emang gaje. Trus kami Tanya lagi dong apa maksudnya. Katanya lagi Bu,
Bu Martinah tiada, meninggal!
14. META
Hah, meninggal? (melirik toko milik Bu
Jenar) tapi saya masih tidak percaya, Bu!
15. JENAR
Terserahlah Bu, yang penting kan saya
sudah kasih tahu Ibu. Nanti kalau Bu Meta sempat, kita melayat bareng-bareng
ya?
BLACK OUT
ADEGAN 2
RUANG TAMU BU MARTINAH YANG KOSONG.
SUASANA MENGHARUKAN. DI TENGAH-TENGAH RUANGAN TERGELETAK JENAZAH BU MARTINAH.
RONI DAN RANI TAK HENTI-HENTINYA MENANGISI KEPILUAN YANG MELANDA KELUARGA
MEREKA. SANG AYAH BERDIRI MEMBERIKAN SALAM KEPADA ORANG-ORANG YANG MELAYAT.
BEBERAPA WARGA MEMBACAKAN SURAT YASIN DAN BEBERAPA YANG LAIN BARU DATANG.
16.
PAK TOYIB
Maaf
Juragan, nanti almarhumam dimakamkan jam berapa? Biar saya segera carikan orang
untuk menggali kuburan.
17.
PAK AHMAD
Terima
kasih Pak Toyib sudah banyak membantu saya dan keluarga. Dari dulu sampai
sekarang Pak Toyib masih setia dengan keluarga kami. Saya jadi malu kalau
mengingat kejadian dulu. Maafkan saya Pak, sayatidak bisa membantu Pak Toyib
saat itu. Saya tidak bisa mencegah istri saya untuk tidak memberhentikan Bapak.
18.
PAK TOYIB
Juragan
tidak boleh berkata seperti itu. Bagaimanapun juga keluarga Juragan sudah
banyak membantu keluarga saya, apalagi perekonomian kami yang sangat buruk bisa
terselamatkan karena saya mendapat pekerjaan di toko Juragan. Dulu saya hanya
seorang kuli panggul pasar yang untung-untungan. Saya bisa mendapatkan uang
kalau ada pedagang yang membutuhkan tenaga saya. Sangat sulit bagi saya
mendapatkan pekerjaan karena saya hanya lulusan SD.
19.
PAK AHMAD
Pak
Toyib memang orang baik. Tetap saja saya menyesal karena tidak bisa berbuat
apa-apa untuk Bapak. Maafkan saya Pak!
20.
PAK TOYIB
Sudahlah
Juragan, saya juga manusia biasa. Mungkin pada saat itu kerja saya lengah,
tidak bagus. Saya paham kalau Bu Martinah adalah orang yang sangat disiplin.
Juragan Martinah tidak mungkin berbuat sesuatu tanpa alasan.
21.
PAK AHMAD
Saya
juga tidak tahu apa yang sebenarnya dipikirkan istri saya saat itu. Dia selalu
berbuat sesuatu tanpa sepengetahuan saya, semaunya sendiri.
22.
PAK TOYIB
Saya
tidak pernah mempermasalahkan hal itu Juragan. Toh beberapa hari setelah saya
tidak lagi bekerja pada juragan, saya menerima tawaran kuli panggul di pasar.
Saya menjadi kuli tetap di sana. Sampai sekarang pun saya masih bekerja di
sana.
23.
PAK AHMAD
Orang
baik memang tidak jauh dari rezekinya Pak Toyib. Saya waktu itu mendengar kabar
bahwa bapak telah bekerja di pasar dari istri saya. Saya ikut senang Pak.
Setidaknya kejadian itu tidak menambah beban bagi Pak Toyib dan keluarga.
24.
PAK TOYIB
Iya
Juragan. Saya pun bertekad untuk tidak teledor selama saya bekerja. Saya ingin
bekerja sungguh-sungguh.
25.
PAK AHMAD
Semoga
masa lalu yang kelam itu menjadi pelajaran bagi saya untuk lebih bisa mengajari
keluarga saya. Ah kenapa kita jadi ngelantur mengingat masa lalu begini ya Pak.
Oh iya, Pak Toyib, kalau saya boleh minta tolong, nanti dicarikan tukang gali
kubur untuk pemakaman nanti. Saya tidak tahu harus minta tolong kepada siapa
lagi karena keluarga saya belum datang ke sini. Kami memang memiliki banyak
sanak saudara tetapi rumah kami saling berjauhan. Beginilah repotnya hidup jauh
dari sanak saudara. Yang kami punya hanya tetangga sebagai kerabat dekat kami.
26.
PAK TOYIB
Tenang
saja Juragan. Saya akan berusaha semampu saya. Saya akan mencarikan tukang gali
kubur dan membantu pemakaman nanti. Ada hal lain lagi yang bisa saya bantu,
Juragan?
27.
PAK AHMAD
Itu
saja dulu Pak Toyib. Terimakasih banyak atas bantuan bapak. Nanti kalau ada
sesuatu yang kurang atau apa bilang saja ke saya Pak, jangan sungkan.
28.
PAK TOYIB
Iya
Juragan, semoga saya dapat membantu Juragan dan keluarga. Kalau begitu saya
pamit dulu.
29.
PAK AHMAD
Ini
sangat membantu saya dan keluarga Pak.
BLACK
OUT.
ADEGAN
3
DI
SAMPING TOKO BU MARTINAH. BEBERAPA ORANG SEDANG MENYIAPKAN RANGKAIAN BUNGA
UNTUK PEMAKAMAN BU MARTINAH. MEREKA DUDUK DI KURSI PANJANG.
30.
BU LASEM
Ayo
Bu, ini dilanjutkan lagi biar cepat selesai nanti keburu siang. Pemakamannya
sebentar lagi loh!
31.
META
Duh
duh duh, Bu Lasem ini semangat benar sih. Kayak ada targetan aja harus cepat
cepat. Kalau kerja itu ya dinikmati Bu, biar gak membosankan. Lagian ini
sebentar lagi selesai kok. Gak usah terburu-buru begitu. Bu Lasem sih, sering
dapat target kalau bekerja sama Bu Martinah dulu, ya kan? Hidupnya gak tenang
karena banyak kerjaan. Hm, kasian Bu Lasem ini.
32.
BU LASEM
Iya
memang kerja itu gak boleh terburu-buru, tapi ini kan keburu siang biar
rangkaian bunganya cepat selesai trus kita bisa ikut membacakan surat yasin di
dalam sana. Bu Meta jangan berkata seperti itu, bagaimanapun juga Bu Martinah
sering berbuat baik sama kita kan. Jadi kita tidak boleh membicarakannya
seperti itu.
33.
JENAR
Tapi
Bu Lasem, benar apa yang dikatakan Bu Meta. Dulu sampean pernah disia-siakan Bu
Martinah, kan? Sampai-sampai diberhentikan kerja, trus Bu Lasem akhirnya
bingung mencari pekerjaan, benar kan?
34.
BU LASEM
Sudahlah
Bu, jangan membicarakan masa lalu itu. Tidak baik membicarakan orang yang sudah
meninggal. Pamali. Salah saya juga karena pekerjaan saya tidak benar.
35.
META
Ya
gak bisa gitu dong Bu Lasem. Seharusnya Bu Martinah meminta maaf dulu sama Ibu.
Tapi ya bagaimana lagi, ternyata ajal sudah duluan menjemputnya. Sampai saat
ini pun Bu Martinah belum pernah meminta maaf kepada Bu Lasem, kan? Mungkin
karena kebanyakan dosa jadi umurnya pendek, ya Bu?
36.
BU LASEM
Itu
kan rahasia Tuhan. Jangan berkata seperti itu Bu. Hidup, mati, dan jodoh, siapa
yang tahu?
37.
JENAR
Bu
Lasem itu harus punya prinsip dong! Jangan mau direndahin terus Bu!nanti kebanyakan
makan hati jadi meledak-ledak, kan bahaya?
38.
BU LASEM
Sudah-sudah,
tidak perlu menghawatirkan saya seperti itu Bu. Saya tidak apa-apa kok.
Kejadian dulu tidak usah diungkit lagi, gak baik Bu. Nanti saya jadi gak enak.
Sebaiknya kita memikirkan masa depan saja. Yang terpenting adalah kita selalu
berdoa dan berusaha untuk memperbaiki diri.
39.
META
Saya
jadi ingat kejadian dulu yang menimpa sampean, Bu Lasem ….. (flash back)
SOROT
LAMPU FOKUS PADA META. LAMPU HALOGEN PADAM.
Dulu
…
BLACK
OUT
BABAK
2
TOKO
BU MARTINAH SEDANG RAMAI OLEH PEMBELI. PEMBELI MENAWAR CABE, BAWANG, DAN
KEBUTUHAN LAIN. SUARA MEREKA MELENGKING KERAS.
40.
JENAR
Bu,
ini belanjaan saya dihitung dulu.
41.
BU MARTINAH
Iya
sabar, Bu! Sebentar, saya sedang menimbang cabe nih.
42.
JENAR
Cepetan
ya Bu. Soalnya saya mau masak.
43.
PAK TOYIB
(muncul
dengan memanggul kedelai untuk dibawa masuk ke dalam toko)
44.
BU MARTINAH
(suara
keras) Pak Toyib, itu kedelai yang ada di dalam gudang nanti tolong diantar ke
rumah Lastri, ya! Katanya jangan lama-lama. Oh ya, nanti saya ingin berbicara
dengan Bapak.
45.
PAK TOYIB
(memalingkan
muka) Oh iya Juragan.
46.
BU MARTINAH
(melirik
kea rah Pak Toyib, was-was) Eh Ibu-ibu,
tahu tidak kalau sekarang istri Pak Toyib sedang korengan? Jangan-jangan karena
korban tumbal Pak Toyib ya? Dia kan orang miskin, gak punya duit. Dasar Pak
Toyib itu sukanya cara instan, gak mau kerja keras. Kan kasihan istrinya yang
kena tulah. Udah korengan, bau lagi. Jangan-jangan malah nular. Awas loh,
hati-hati Bu, nanti ketularan kan repot!
47.
META
Eh?
Masa sih Bu? Kok saya baru dengar? Padahal rumah saya tidak jauh dari rumah Pak
Toyib. Pandai benar keluarga Pak Toyib menyimpan rahasia?
48.
JENAR
Dari
mana Bu Martinah tahu berita itu? Jangan-jangan bualan ibu saja, hanya gosip?
49.
BU MARTINAH
Ah,
Ibu-ibu ini. Kalau soal berita, gosip, atau soal apapun yang ada di kampung
ini, jangan ditanya, saya ahlinya. Mata saya banyak, ada di mana-mana. Kabar
kecil ini sih gampang, cepat sampai di telinga saya.
50.
META
Haha,
benar juga. Bu Martinah kan orang paling update
di kampung ini. Tidak heran kalau Bu Martinah disebut “Ratu Gosip”. Ups
keceplosan, hehe.
51.
BU MARTINAH
Hahaa
(merasa bangga) apapun sebutan itu, terserahlah Bu. Saya memang ahli informasi
di kampung ini. Oh ya ada kelanjutannya nih Ibu-ibu. (nada bisik-bisik, lirih)
istri Pak Toyib tidak pernah keluarrumah sekarang. Ya karena kondisinya yang
korengan itu, mungkin karena malu ya aibnya terbongkar?
52.
JENAR
Oh,
pantas saja sekarang saya tidak pernah melihat istri Pak Toyib. Saya pikir dia
sedang ada di rumah mertuanya. Saya tidak pernah curiga masalah itu sih Bu.
Malah ternyata…
53.
BU MARTINAH
Ya
begitulah. Namanya aib, siapa yang gak malu jika diketahui orang lain?
54.
META
(bisik-bisik)
Eh, tapi Bu Martinah bukannya masih mempekerjakan Pak Toyib di sini?
55.
JENAR
Iya,
gimana Bu?
56.
BU MARTINAH
Iya
sampai hari ini saja. Kalau ingin tahu kelanjutannya ya tunggu saja berita
selanjutnya ya Ibu-ibu … hahaa (tertawa menindas).
BLACK
OUT
ADEGAN
3
BU
MARTINAH DUDUK DI SAMPING TOKO SAMBIL MENUNGGU PEMBELI DATANG. DIA MEMAINKAN
GADGET DENGAN ASIK.
57.
PAK TOYIB
(datang
menghampiri Bu Martinah) Maaf Juragan, tadi Juragan memanggil saya? Ada apa
Juragan?
58.
BU MARTINAH
Iya
benar Pak. Begini Pak Toyib, langsung saja ke topik kita. Saya sudah dengar
keadaan istri bapak yang korengan itu. Maaf ya Pak, saya tidak ingin keluarga
saya tertular penyakit istri bapak hanya karena saya masih mempekerjakan Bapak
di sini. Jadi, mulai besok pagi silakan Pak Toyib bekerja di tempat lain saja.
Tidak perlu kembali ke sini lagi. Upah kerja Bapak akan saya bayarkan hari ini.
Lunas.
59.
PAK TOYIB
Astaghfirullahal
‘adzim. Juragan memecat saya? Sumpah Juragan, penyakit istri saya tidak
menular, kemarin saya sudah memeriksakan ke dokter. Insya Allah kalau sudah
minum obat dari dokter penyakit istri saya akan sembuh. Jangan pecat saya
Juragan. Saya tidak punya pekerjaan lain. Hanya dari sini saya bisa memberik
makan keluarga saya.
60.
BU MARTINAH
(sinis)
Lantas, apa urusannya dengan saya Pak?
61.
PAK TOYIB
(memohon)
Tolong Juragan, jangan pecat saya. Maaf jika saya banyak salah. Saya akan
bekerja keras lagi. saya tidak punya penghasilan lain lagi.
62.
BU MARTINAH
Nah,
urus saja dulu istri Pak Toyib sampai sembuh. Besok tidak perlu bekerja di sini
lagi. (masuk ke dalam toko).
63.
PAK TOYIB
Juragan
…
BLACK
OUT.
ADEGAN
4
HALAMAN
DEPAN TOKO. SAMPAH ADA DI MANA-MANA. BANYAK DAUN KERING BERSERAKAN.
64.
BU LASEM
(menyapu
halaman depan toko sambil bernyanyi) sepanjang
jalan kenangan ….. nanananananana …..
64.
PAK AHMAD
(memanggil
Bu Lasem dari dalam toko) Bu Lasem, nanti sayur yang ada di meja makan di bawa
pulang saja kalau sampean pulang ya! Daripada nanti tidak ada yang makan, kayak
kemarin. Eman-eman Bu.
65.
BU LASEM
(berhenti
menyapu dan menyanyi, melihat ke arah Pak Ahmad) Oh iya Juragan. Nanti saya
bawa kalau saya pulang. Terima kasih.
66.
PAK AHMAD
Oh
iya Bu, nanti kalau istri saya Tanya macam-macam jangan diladeni. Dia suka
ngomong gak penting. Jangan pernah diambil hati kalau omongannya ngawur ya Bu!
Kalau diladeni sekali saja nanti jadi ngelunjak, bisa-bisa Bu Lasem jadi
sasarannya.
67.
BU LASEM
Njeh
Juragan. Saya tidak pernah dimarahi Juragan Martinah kok.
68.
PAK AHMAD
Saya
sering dengar istri saya sedang ngomong keras dari arah dapur. Saya yakin
sedang ngedumel sama Bu Lasem, kan? Tidak usah takut mengakuinya Bu. Yang
penting jangan diambil hati ya Bu. Tahu sendiri kan istri saya sifatnya seperti
itu.
69.
BU LASEM
(gelagapan)
Saya tidak apa-apa Juragan.
BLACK
OUT.
ADEGAN
5
RUANG
TAMU BU MARTINAH. TERLIHAT BU MARTINAH SEDANG MEMBACA KORAN DI KURSI.
70.
BU LASEM
(lewat
sambil membawa bungkusan plastik) Juragan, saya pulang dulu.
71.
BU MARTINAH
(melihat
kea rah Bu Lasem penuh curiga) itu yang kamu bawa apa Bu?
72.
BU LASEM
(berhenti
melangkah, melihat ke arah Bu Martinah) Oh ini sisa sayur di meja makan. Tadi
Juragan Ahmad menyuruh saya untuk membawa pulang, katanya daripada mubadzir
karena tidak ada yang makan.
73.
BU MARTINAH
Enak
saja, kamu membawa-bawa pulang makanan di meja makan! Dasar tidak tahu malu!
74.
BU LASEM
(kaget)
maaf Juragan, saya tidak bermaksud begitu. Biar saya kembalikan lagi ke meja
makan.
75.
BU MARTINAH
Tidak
usah! Sudah dibungkus begitu. Saya jijik jadinya. Saya gak mau piring-piring
mahal saya untuk tempat makanan bungkusan itu.
76.
BU LASEM
(matanya
berkaca-kaca) lalu apa yang harus saya lakukan Juragan?
77.
BU MARTINAH
Bawa
pulang saja sana tapi besok Bu Lasem tidak usah bekerja di sini lagi!
BLACK
OUT.
BABAK
3
DI
SAMPING TOKO BU MARTINAH. ADA BU LASEM, META, DAN JENAR. FOKUS LAMPU KEMBALI
MENYOROT META. SUASANA FLASH BACK KEMBALI
KE DALAM KONDISI NORMAL. LAMPU HALOGEN MENYALA.
78.
META
Begitulah
yang saya tahu ceritanya Bu (memalingkan wajah kea rah Bu Lasem dan Jenar).
79.
JENAR
Bu
Meta ternyata tidak kalah update dari
Bu Martinah ya? Saya jadi tahu banyak cerita di kampung ini.
80.
META
Iya
lah Bu Jenar, saya kan selain cantik harus update
juga.
81.
BU LASEM
Tapi
tidak perlu diingat-ingat begitu Bu Meta, kita tidak boleh hanya ingat
keburukan orang lain. Ingat juga kebaikannya. Kalau seperti itu insya allah
kita bisa menjadi orang yang tidak hanya suka mebicarakan kejelekan orang lain
saja. Oh ya, ini sudah jam berapa ya Bu? Sebentar lagi jenazah akan dimakamkan.
Yuk segera ke dalam.
LAMPU
PERLAHAN MEREDUP. LAMPU MENYOROT KE RUANG
TAMU BU MARTINAH YANG KOSONG HANYA BERISI JENAZAH BU MARTINAH
DIKELILINGI PARA TAKZIAH YANG MEMBACA YASIN. BEBARAPA ORANG MENANGISI KEPERGIAN
BU MARTINAH, BEBERAPA ORANG MENCOBA MENENANGKAN. SUASANA MEMILUKAN.
0 komentar:
Posting Komentar