Analisis Naskah Drama “ Bila Malam Bertambah Malam “
1)
Tema
Perjuangan Cinta à Tema didapat
setelah membaca cerita menyeluruh naskah drama Bila Malam Bertambah Malam.
Ceritanya lebih dikisahkan sebuah perjuangan cinta yang dilakukan oleh Wayan
dan Ngurah kepada pujaan hati mereka. Perjuangan cinta Wayan harus menelan
pahit sebelum mendapatkan cinta seutuhnya dari Gusti Biang. Sedangkan Ngurah
masih harus mengejar dan mencari kekasihnya yang pergi akibat diusir.
2)
Alur
Jenis plot yang digunakan dalam naskah drama “Bila Malam Bertambah
Malam” adalah Plot Linear ( maju ) karena cerita bergerak berurutan dari awal
sampai akhir. Tahap perkembangan plot tersebut yaitu :
1. Alur
Alur
Maju
Tahapan :
·
Eksposisi
dimulai dengan adanya pengenalan latar cerita dan munculnya tokoh Nyoman,
Wayan, dan Gusti Biang. Bukti : petunjuk teknis BABAK I
·
Konflik dimulai saat
Gusti Biang mengusir Nyoman kemudian Wayan memberitahu Gusti Biang bahwa Nyoman
adalah calon tunangan dari Ngurah.
Bukti: dialog 76-78,
dialog 200, dialog 209-217.
·
Terjadi komplikasi pada
saat Ngurah pulang dari perantauan kemudian menyadari bahwa Nyoman telah diusir
oleh ibunya. Kemudian Gusti Biang mencoba untuk menghasut Ngurah agar tidak
melamar Nyoman namun Wayan tetap membela Nyoman dengan mengatakan bahwa Nyoman
adalah wanita yang baik. Kemudian Gusti Biang mencoba mempengaruhi anaknya lagi
untuk membenci Wayan dengan mengatakan bahwa Wayan telah membunuh ayahnya.
Bukti: dialog 257-334
·
Klimaks semakin
memuncak ketika pada akhirnya Wayan membongkar rahasia ayah Ngurah bahwa
ayahnya bukanlah seorang lelaki sejati, melainkan seorang wandu, jadi Ngurah
bukanlah anak dari ayahnya melainkan anak dari Wayan yang sejak dulu mencintai
Gusti Biang.
Bukti: dialog 356-415
·
Penyelesaiannya pada
saat Gusti Biang mulai menyadari kesalahannya terhadap Nyoman ketika Ngurah
datang dan menyadarkan Gusti Biang akan perilakunya yang sudah kelewat batas.
Selain itu, Ngurah juga memutuskan untuk mempersunting Nyoman.
Bukti: dialog 421
3)
Tokoh dan Perwatakan
Tokoh
·
Berdasarkan
peranannya terhadap jalan cerita
a.
Tokoh
Protagonis :
·
Nyoman
·
Wayan
b.
Tokoh
Antagonis :
Gusti Biang
c.
Tokoh
Tritagonis:
Ratu Ngurah
· Berdasarkan peranannya dalam lakon
serta fungsinya
a)
Tokoh
Sentral
·
Gusti
Biang
·
Nyoman
b)
Tokoh
Utama
·
Ratu Ngurah
c)
Tokoh
Pembantu
·
Wayan
Perwatakan
· Gusti Biang :
Cerewet, suka marah-marah : kutipan petunjuk
teknis àhal.1 Gusti Biang ngomel terus.
Suka berpikiran negatif : dialog no.9 à Lubangnya terlalu kecil. Benangnya
terlalu besar, sekarang ini serba terlampau. Terlampau tua, terlampau gila,
terlampau kasar, terlampau begini, terlampau begitu. Sejak kemarin aku tidak
berhasil memasukkan benang ini. Sekarang mataku berkunang-kunang. Oh,
barangkali toko itu sudah menipu lagi. Atau aku terbalik memegang ujungnya?
Wayaaaaan ...
Takut dengan ular : dialog 12-18
Jahat suka mengusir : mengusir Ngurah pada
dialog 330 à Tinggalkan aku anak durhaka! Pergilah memeluk kaki perempuan
itu! Kau bukan anakku lagi!....
Pamrih : Pada dialog 175, 183, 186 --> Nah, sekarang sebelum kau pergi, kau harus melunasi hutangmu
dulu.
· Wayan
Setia pada Gusti Biang : dialog 422 à …
Kalau begitu Wayan tidak jadi pergi.
Wayan akan menjagamu S
agung Mirah, sampai kita
berdua sama-sama mati dan di atas kuburan kita, anak-anak itu berumah tangga
dengan baik. Sagung Mirah ..
Khawatir
à dalam adegan 1 saat Nyoman akan pergi dari
rumah GustiBiang à mau kemana Nyoman? ……..
Baik hati : dialog 113 à Besok sajalah pagi-pagi, bape akan
mengantarmu dengan bus. Oh ya, kau belum dapat ijinkan?
Patuh pada Gusti Biang
· Nyoman
Baik hati, tulus : dialoh 11 à Gusti Biang, ini air daun belimbing,
bubur ayam yang sengaja tiyang buatkan untuk Gusti. (Melihat kesulitan Gusti
Biang) Mari tiyang tolong.
Sabar dalam merawat Gusti Biang : dialog 44 à Gusti Biang, pil ini musti ditelan satu persatu. Pakai pisang
ambon atau pisang susu, atau air. Pilih mana yang Gusti suka. Tidak pahit
rasanya Gusti. Dan dalam tempo seperempat jam, Gusti akan merasa segar. Sesudah
itu minum puyer ini, untuk menghilangkan pusing-pusing Gusti.
Sadar akan budi baik orang lain : dialog 40 à Gusti Biang memang orang yang paling
baik dan berbudi tinggi. Tidak seperti orang-orang lain, Gusti. Gusti telah
menyekolahkan tiyang sampai kelas dua SMP, dan Gusti sudah banyak mengeluarkan
biaya.
· Ngurah
Sangat mencintai Gusti Biang : dialog 267, 269
à Ibu, banyak sekali yang saya
pikirkan. ….. Justru karena tiyang memikirkan ibu jadi begini.
Pekerja keras : belajar sambil bekerja pada
dialog 262-265 à ….. Kamu jadi kurus hitam, seperti kuli…. Ya, bekerja sambil belajar …
Sabar : saat menenagkan Gusti Biang setelah
menjelaskan rencana melamar Nyoman, pada dialog 303-315 à Tenang, mari kita bicarakan nanti
baik-baik, tiyang sudah lelah. Semuanya nanti kita bicarakan.
Keras kepala : dialog 319 à Tidak, tiyang tidak mau kawin dengan dia.
4)
Dialog/Percakapan
Ragam bahasa dalam dialog tokoh-tokoh di dalam drama merupakan bahasa lisan yang komunikatif dan
bukan ragam bahasa tulis. Hali ini disebabkan karena drama adalah potret
kenyataan dan drama adalah kenyataan yang diangkat di atas pentas. Dialog yang
digunakan dalam drama ini masih menggunakan bahasa daerah (Bali), sekalipun hanya sedikit, tetapi
sudah memperjelas kalau drama tersebut berasal dari daerah Bali. Misalnya tiyang, Bape, rente, dsb. Nama-nama tokoh yang ada dalam
naskah ini mengunakan nama-nama daerah yang menjadi ciri khas dari daerah Bali.
5)
Setting
(tempat, waktu, ruang)
Latar atau setting
merupakan tempat, waktu, dan keadaan mendetail kejadian cerita. Latar meliputi tiga dimensi, yaitu: tempat,
ruang, dan waktu.
Latar tempat : Di kediaman Gusti Biang
Latar waktu :
·
Pada
malam hari à kutipan petunjuk teknis BABAK I
MALAM DI TEMPAT KEDIAMAN GUSTI BIANG. SEBUAH BALE YANG
DISEMPURNAKAN UNTUK TEMPAT TINGGAL.
kutipan
petunjuk teknis BABAK II
HALAMAN RUMAH MALAM
kutipan
petunjuk teknis hal.12
(Gusti Biang mengambil buku itu dan memberi
isyarat kepada Wayan agar mengambil kaca mata dan lampu teplok. Wayan segera
melakukannya dan mengangkat lampu teplok tinggi-tinggi)
Latar ruang
:
· Bale kediaman
Gusti Biang à kutipan petunjuk
teknis BABAK I
MALAM DI TEMPAT KEDIAMAN GUSTI BIANG. SEBUAH BALE YANG
DISEMPURNAKAN UNTUK TEMPAT TINGGAL.
· Halaman rumah
Gusti Biang à kutipan petunjuk
teknis BABAK II
HALAMAN RUMAH MALAM.
·
Tempat tidur Gusti Biang à kutipan petunjuk teknis BABAK III
TEMPAT TIDUR GUSTI BIANG
·
Depan rumah à kutipan petunjuk
teknis BABAK IV
DEPAN RUMAH MALAM
6)
Amanat
Amanat yang terkandung dalam drama “ Bila Malam Bertambah malam “ yaitu:
·
Jangan memandang orang lain dari sisi luarnya saja,
seseorang yang sederhana dan tidak memiliki kedudukan tinggi/kasta bisa jadi
memiliki hati yang baik, tulus, dan ikhlas.
·
Memaksakan kehendak orang tua kepada anak akan
membebani dan menyusahkan anak. Orang tua sebaiknya tidak berpikir kolot dan
mau mendengar suara dari anaknya.
·
Berpikir positif kepada orang lain dapat membuat hidup
menjadi tenang karena terbebas dari rasa iri dan benci.
·
Jangan bersikap sombong atas kedudukan yang dimiliki
karena kedudukan tidak bersifat permanen dan dapat hilang/rusak akibat tingkah
laku yang buruk.
7)
Petunjuk
Teknis
· Petunjuk teknis
yang menunjukkan latar : kutipan setiap peralihan babak
Pada babak I à MALAM DI TEMPAT KEDIAMAN GUSTI BIANG. SEBUAH BALE YANG
DISEMPURNAKAN UNTUK TEMPAT TINGGAL.
Pada
babak II à HALAMAN RUMAH MALAM. dsb ….
· Petunjuk teknis
yang menunjukkan ekspresi
Pada kutipan
petunjuk teknis hal.1 à Gusti Biang ngomel terus.
Pada dialog no.14 à (Terbatuk) dsb …
· Petunjuk teknis
yang menunjukkan keluar-masuknya tokoh
Pada kutipan
petunjuk teknis hal.1 àWayan meninggalkan ruangan dan Gusti Biang tetap duduk dan mengambil
jarum. Berulang-ulang menggosok mata sambil menggerutu.
Pada dialog no.10 à (Muncul
dengan baki di tangannya dan lampu teplok)
Pada hal.28 à (Tanpa
menoleh Ngurah meninggalkan tempat) dsb…
2 komentar:
terima kasih atas informasi di blognya
Terima kasih😁 blognya sangat membantu
Posting Komentar