Minggu (25/1), ada yang berbeda dari
kegiatan hari bebas kendaraan atau sering disebut Car Free Day/CFD di sekitar Jalan Pahlawan. Pasalnya, terlihat para
mahasiswa yang mengenakan almet beraneka warna dengan beberapa orang tokoh
berjalan mengelilingi area CFD sambil menyerukan aksi. Mereka membawa beberapa lembaran
kertas bertuliskan “GuyubKPKPolri”, “SaveKPK”, “SavePolri”, “SaveIndonesia”,
dsb. Selain itu, aksi mereka terlihat sangat artistik dengan adanya penampilan
teatrikal berkombinasi dengan butoh dan pembacaan puisi. Teatrikal dimainkan
oleh tiga pemeran sebagai KPK, Polri, dan Penetral, sedangkan butoh yang
terlihat seperti bayangan hitam diperankan oleh dua orang. Puisi karya W.S
Rendra berjudul “Sajak Pertemuan Mahasiswa” memperkuat aksi para mahasiswa
untuk berseru turut serta mengontrol dan memberikan masukan bagi berlangsungnya
pemerintahan. Rangkaian kombinasi penampilan ini sangat menarik perhatian
karena masyarakat disuguhi sebuah cerita penggambaran keadaan KPK dan Polri
yang sedang menjadi trending topic saat
ini. Aliansi mahasiswa ini terdiri
atas BEMKM UNNES, BEMFH USM, PSAK Untag,
KP2KKN, Pattiro, serta beberapa tokoh seperti Mahfudz Ali, mantan Wakil
Walikota Semarang dan Sriyanto, anggota DPRD Jawa Tengah. Dengan adanya aksi
ini diharapkan perseteruan antara KPK dan Polri dapat segera terselesaikan
dengan baik, sehingga dua lembaga pokok tersebut dapat kembali kepada
marwahnya. Selain itu, jargon “GUYUBKPKPOLRI” agar selalu berkumandang sebagai
dorongan kembalinya kedamaian KPK dan Polri karena masyarakat tidak boleh
memandang sebelah mata kinerja salah satu dari dua lembaga ini. Tanpa kedua
lembaga ini, maka pemerintahan tidak akan berjalan secara sinergi, terutama
untuk menegakkan keamanan dan keadilan dalam pemerintahan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar